Ya aku menjadi merinding sekali mendengar hal itu. Ada kekhawatiran dalam diri ini saya tidak bertemu dan justru akan membuat jodoh saya jauh dari Aisyah.
"Ya, kalau kau bilang khawatir justru aku khawatir tetapi aku lebih khawatir kalau di sini akan kurang penjagaan. Biar bagaimanapun kita sesama peuang harus membantu teman terlebih dulu yang kesulita"
Tentu saja jawabanku membuta Abdul Khoir tampaknya kagum padaku. Ia yakin bahwa diriku berbuat utuk dirinya dan seluruh pasukan yang ada dalam Peleteon Mulazim Ilham.
"Apakah kau juga punya saudara di Galipoli?"
"Hmmm.. aku sudah kehilangan setidaknya 10 saudara dalam pertempuran ini?"
Tentu aku melonggo bagaimana ia bisa kehilangan 10 saudara dalam pertempuran ini. Pastinya keluarga adalah pendukung khalifah tulen.
"Kau harus bangga dengan keluargamu. Kau pasti pendukung setia khalifah"
"Keluarga kami sudah mengabdi pada Utsmaniyyah semenjak 200 tahun yang lalau dan kami mempunyai tradisi menghormati mereka"
Aku bertambah kagum dengan keluarganya. Mereka pasti pernah merasakan kejayaan Utsmaniiyah.
"Aku juga berharap Khalifah tidak hilang seperti yang diinginkan oleh segelintir orang. Aku akan melawan meski nyawa keluarga kami yang menjadi ancaman. Â ", tekadnya
"Bagaimana dengan keadaan di depan?"