"Kalau mereka tahu demikian seharusnya mereka menyambut kita sebagai penolong bukankah hal itu yang dilakukan oleh masyarakat Madina terhadap datangnya orang Muhajirin Makkah"
"Aku paham namun merekalah yang kurang paham, kawanku. Kau tahu bahwa Ilham akan menembak Jengis jika ia menghina di mukanya. Kau pikir Mulazim Ilham tidak akan bermain-main dengan hal itu. Aku sudah tahu ia orang yang dapat di pegang janjinya"
"Benarkah hal itu?" , ia justru penasaran
Tidak terasa cangkulnya semakn bergerak cepat yang menandakan keantusiasan ia untuk mendengar hal tersebut dari saya.
"Aku yakinkan itu benar danaku sudah memeberitahu Jengis untuk apa ia menghina. Bukankah dua pertiga dari pasukan yang bertahan di Galipoli ini adalah orang Arab. Aku tidak tahu apakah ia mengerti atau tidak namun setidaknya ia akan berhati-hati untuk menggunakan mulutnya"
Tiga orang lainnya yang ikut bersama Abdul Khoir turut juga menghentikan cangkulan dan mereka percaya dengan apa yang aku katakan. Mereka kembali lagi mencangkul dan aku pikir mereka akan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang sebentar. Lega rasanya berhasil meyakinkan teman-teman untuk tetap berjuang dalam bendera Khilafah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H