Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail , "The Forgotten Arab" Bagian Dua

15 April 2017   17:40 Diperbarui: 24 April 2017   15:00 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Sejak adanya sentimen anti Arab mereka menjadi membenci orang macam kita. "

"Aku tidak melihat itu sebagai kebencian kolektif karena mereka juga membutuhkan kita. Aku malah lebih yakin mereka akan memerlukan pasukan Arab di Galipoli"

Paman menjadi mengangguk-anguk mendengarkan hal itu. Ia mengalihkan dan menunjukan saudara saya Ibrahim yang duduk di pelaminan seorang diri .

"Apakah kau tidak menyusul abangmu?"

Aku malu mendengar hal itu tetapi memang sudah menjadi kuat kaki kalau kami sudah selesai berhaji maka kami akan menikah. Hanya saja saya sedang galau.

"Aku sudah memikirkan untuk bertemu dengan Paman Mukhtar. Kata Paman Luthfi wajahnya memang mirip ibuku. Tetapi Paman Mukhtar ada di Istanbul. Aku harus ke Istanbul terlebih dahulu untuk menemui Paman Mukhtar"

"Kau ini. Tidak mungkin Mukhtar akan menikahkan putrinya selagi perang. Ia seorang sersan pelatih yang perlu untuk berada di sana "

"Aku kira persoalan pernikahan tidak sulit. Kalau mau, pastilah Paman Mukhtar menikahkan kami."

"Aku tahu. Kalau aku adalah orang tuanya pasti aku akan menikahkan kalian. Hanya saja aku tidak mempunyai anak perempuan. Tetapi aku janji akan menyatakannya pada Paman Mukhtar mengenai hal itu"

Tentu saja aku sangat berterima kasih atas kesediaannya membantuku.

Aku berfikir kenapa aku juga tidak ke Istanbul

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun