Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asadi Timur Damaskus

3 Agustus 2016   08:01 Diperbarui: 3 Agustus 2016   08:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badannya jauh lebih besar dariku dan aku harus cerdik menggunakan cara untuk menjatuhkan orang besar tersebut. Aku akan menggunakan  aikido-ku untuk menjatuhkan orang tersebut. Aku sengaja mengunakan energi orang tersebut yang memukulku dan menjatuhkan nya ke arah lubang tersebut. Ia pun tidak berdaya . Aku mengakhiri perlawananya dengan pisau belati.

Aku langsung menggeledah kedua orang tersebut. Aku menemukan senjata –senjata mereka yang sangat canggih yakni night vision. Ah, mustahil, mengapa mereka tidak dapat melihatku padahal mereka mempunyai alat yang sedemikian canggihnya. Ini pasti pertolongan Allah yang menutup penglihatan mereka tehadap diriku.

Aku mengenakan night vision dan aku melihat ada seekor kambing yang sedang melewati. Aku belum pernah menggunakan night vison. Alhamdulillah, alat ini pasti akan membantu untuk melawan para sniper Rusia yang biadab tersebut. Aku periksa dompet tentara Mereka. Mereka benar-benar Rusia tulen. Salah seorangnya adalah Kapten Alyosha Kirlienko. Aku melihat photo beserta anak dan istrinya. Aku segera menyimpan di dalam tasnya beserta kalung identitas. Rupanya ia sniper yang hebat sampai harus pergi ke medan tersebut. Aku memfoto tato besar di lengan kananya. Aku akan memberikan ini pada media jihad untuk menyebarkan keterlibatan Rusia di dalam Perang Syria ini.

Aku akan mencoba menaiki bukit itu selagi malam. Aku harus menutup korban tersebut agar tidak mengundang kecurigaan teman-temannya. Aku mendengar bunyi kresek-kresek di head set kedua prajurit tersebut. Pastinya mereka sudah mengetahui bahwa teman-teman mereka sudah tewas. Aku matikan saja headset tersebut. Aku melihat mereka mengunakan rompi anti peluru. Aku pikir ini lebih baik menggunakan ini untuk menahan serangan musuh.

Aku mengendap dan aku kira beberapa jam lagi aku akan menemui sniper. Aku merasa haus dan aku memerlukan minuman untuk menghilangkan dahagaku.

Aku sudah sampai ke atas dan melihat menggunakan night vision. Ada empat tentara yang mengawasi kota tersebut. Aku harus menembakkan dalam waktu yang cepat agar mereka semua tidak sempat membalas tembakan. Tapi bagaimana karena kalau aku menembak pasti aku akan tertembak juga oleh musuh yang sudah mengepung di sana.

Aku tidak mempunyai persediaan granat karena aku jarang sekali bertempur dengan pasukan yang banyak. Aku harus menembak kedua sniper tersebut trelebih dahulu atau mungkinkah aku menembak jika salah seorang menembak terlebih dahulu.

Aku yakin keberadaanku kalau sudah sampai pagi akan datang lagi rezim Nushariyaah. Mereka akan mencoba menangkapku dan menyiksaku seperti teman-temanku yang dahulu. Sementara masih enam jam lagi sebelum pagi aku harus melihat perkembangannya.

Aku mendengar goresan sebuah batang korek api. Mereka merokok. Rupanya mereka tidak sadar bahwa ada yang mengintai mereka. Seorang sniper tidak mungkin mau merokok kecuali jika mereka yakin bahwa mereka aman. Mereka pikir para pejuang tidak ada dan tidak masalah rokok mereka tercium oleh pejuang toh para pejuang tidak akan mampu mengenai mereka . Mungkin ini saatnya aku menembak mereka tapi aku khawatir. Aku menunggu saja.

Tapi kalau menunggu sampai kapan sementara akupun terasa mengantuk sekali. Aku tidak mungkin tidur jika bertugas sendirian. Bisa-bisa mereka akan mengepungku.

Ada suara kasak kusuk rupanya mereka sedang menemukan sasaran. Aku mengarahkan pandangan ke arah depan ada seorang kakek-kakek yang berjalan menuju masjid. Rupanya kakek-kakek itu tidak sadar sedang menjadi santapan daripada pasukan Rusia. Rupanya mereka tertawa sedang menyaksikan kakek yang jalannya terseok-seok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun