Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perang Banja Luka

13 Juli 2016   07:48 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:06 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Banja Luka| Sumber gambar: Dejan Djuric Flickr

Mirliva Ayyub Bey sedang berkuda dan menuju suatu tempat yang sudah ditentukan Oleh Hekimoglu Pasha. Setidaknya ia menyertakan sekitar satu kompi pasukannya yang berjumlah setidaknya 300 orang. Mereka menggunakan senapan musket yang terkuno karena mereka tidak mmepunyai bantuan pasukan.

Ayyub sedang mengedus nafas di pegunungan Bosnia. Sekitar 2 jam lagi ia akan bertemu dengan Hekimoglu di Trevnik. Para pasukannya begitu semangat. Sebenarnya semangat bercampur dengan kekhawatiran.

ia melihat tentara Austria dengan senjata lengkap ingin menghancurkan Bosnia. Kemarin ia beserta dengan rekannya yang bernama Anwar. ia melihat bagaimana pasukan Austria berbaris dengan panji yang berwarna merah dan putih dengan diiringi oleh kavaleri kuda yang lengkap dengan lembing  yang panjang sekali. Ia membayangkan lembig-lembing tersebut dpat menembus pasukan muslim. Mereka sengaja membunyikan drumband dengan suara terompte ingin menggentarkan pasukan Muslim atau penduduk sipil muslim di Bosnia.sementara ia tidak takut dengan hal itu.

Pasukan mereka juga menggunakan deretan pasukan Infantri pada bagian belakangnya dengan berbaris rapi masing-masing lima dalam satu baris. Tiap lima puluh pasukan ada juga seorang sersan yang memegang kapak perang. Terakhir ada deretan kuda yang berkelopok enam membawa satu kereta kuda dengan meriam besar yang dibelakangnya. Tidak mungkin pasukan Bosnia mempunyai hal itu karena mereka sedang kesulita. Pasukan Turki juga tidak bisa diharapkan karena mereka sedang perang dengan pasukan beruang merah di Laut Hitam.

“Anwar, mereka sepertinya tidak main-main dengan kita. Pasukan yang besar ini pasti akan menghancurkan kita”

“Bukankah pasukan Ustmaniyyah sudah ada yang siap menyerang mereka. Aku mendengar bantuan ada di Sungai Volga”

“Tidak….Tidak…Tidak .. aku tidak berharap mereka membantu kita karena sulitnya perang dengan Rusia saat ini wilayahnya luas”

“Tapi tuan, Austria juga bukan yang sembarangan, terlebih mereka daerahnya dekat dengan kita dan dengan mudah mereka akan menyerang kita kapan saja”

“Aku sepakat akan halitu tetapi pasukan Turki jelas jauh dan kalau kita membarkan pasukan Austria merangsek Banja Luka maka kita akan terbunuh dan banyak warga sipil yang akan terbunuh juga”
 Anwar mengerti penjerlasan dari kaptennya tersebut.

Merekapun berdua meninggalkan tempat pengintaian agar tidak terlihat dari pasukan Musuh dan kini mereka sedang menuju markas mereka untuk mengumpulkan tentara mereka.

Kerberadaan mereka sudah di ketehaui oleh mata-mata Turki yang ada di Austria bahwa mereka akan berangkat menuju Banja Luka. Hekimoglu dengan pandainya atau kesigapannya akan segera memberitahu kapten-kapten Bosnia yang terdiri dari puluhan kapten.

Salah satu kapten tersebut adalah Ayyub Bey yang dibantu dengan Anwar. Ia mengumpulkan para orang Bosnia asli yang sudah memeluk Islam lama dan mereka bukanlah pasukan reguler yang sering berperang di medan tempur melainkan mereka keanyakan adalah pasukan cadangan. Karenanya banyak dari mereka adalah pasukan infantri dengan senapan musket.

“Kalau aku saran kita serang saja mereka sebelum ke Banja Luka . Mereka pasti akan terkejut dengan hal seprrti ini. Mereka tidak akan mengira mendapatkan serangan yang sehebat ini”, kata Ayyub

“Tetapi tuan kita harus mengikuti apa kata Tuan Hekimoglu. Aku kira ia adalah panglima yang terbaik saat ini”

“Yah.. betul juga. Aku harus taat dengannya dan bertempur menurut pimpinannya”, kata Ayyub menganggik tanda mengerti.

Mereka tiba di Banja Luka. Belum banyak pasukan yang datang dari berbagai daerah. Ayyub dan Anwar memimpin pasukan infantri dengan musket.

Ia kemudian menemui Hekimoglu besreta penasehat dan para jenderlanya

Setelah mengucapakan salam . Ia mengusulkan pada Hekimoglu

“Tuan, saya dan wakil saya berjumpa dengan pasukan musuh sebelum kami ke sini. Kami mencatat kira-kira ada 25.000 pasukan infantri, 3000 kavaleri dan 2000 artileri yang mengenakan 50 meriam”

Hekimoglu tampak begitu tengan meski pasukan yang dihadapinya tentu banyak .

“Aku juga menerima laporan tersebut dari mata-mata. Kita akan membuat kejutan bagi mereka. Aku yakin tanpa bantuan pasukan Ottoman yang ada di Bulgaria ataupun di Rumania kita akan mengalahkan mereka. Hanya saja kami berpikir untuk membuat kejutan di mana. Mungkin kalian yang ada di sini mempunyai usulan mengenai hal itu”

Soernag Jenderal yang bernama Mustafa berdiri dan mengutarakan maksudnya

“Tuan, Aku kira … kita menjebaknya di dalam kota ini. Kita harus mengungsikan para penduduk terlebih dahulu sebelum merancang perangkap di tempat ini. Dengan demikian ketika mereka masuk mereka tidak  akan melihat bahwa pasukan kita ada di dalam. Dengan demikian juga mereka tidak akan memperhatikan artileri mereka sehingga. Keadaan gedung tidak akan hancur dan tidak ada penghancuran kota”

“Ah.. itu tidak mungkin. Pasti mereka akan mengenakan artileri tersebut. 50 meriam besar akan menghancurkan. Berapa ukuran meriam tersebut Ayyub?”, mata seorang Jenderal menghadap pada Ayyub”

“Sekitar 150 mm proyektilnya” Ayyub menjawab denganlugas

“Cukup besar juga dan kita tidak akan mengambil risiko untuk hal itu”

Semuanya berpikir keras untuk mendapatkan solusi atas perang ini. Ayyub mengingat ada daerah yang bagus untuk penyergapan. Pastinya pasukan Austria akan melewat sungai tersebut sebelum mereka memasuki kota Banja Luka karenya ia mengusulkan dengan berani.

“Tuan, aku mempunyai usul agar kita mengepung mereka di Sungai sebelum Banja Luka. Saya haqqul yakin mereka akan melewati sungai tersebut dan tidak ada mata-mata yang tahu kita akan mengepung di wilayah tersebut”

Tentu saja Hekimoglu merasa ini adalah putusan yang baik sekali dan matanya langsung berbinar.Ia pikir dalam hati megapa ia tidak pikirkan hal itu dari tadi.

Tetapi Jenderal yang menawarkan pertahanan dalam kota menolak. “Terlalu berisiko untuk kesana karena kota ditinggalkan dan dengan mudah mereka menguasai kota”

“Tidak , aku pikir kita gunakan saja apa kata Ayyub dan kita sergap mereka di sana tanpa kenal ampun.”, Hekimoglu meminta peta yang bergambar kota Banja Luka. “Ayyub, Kau berada di bagian Barat dan kau dan pasukanmu mengacau daerah kanan penyeberangan agar mereka tidak bisa sampai menyerang”

**

Bunyi tambur terus membahana di sungai mereka mencoba untuk menyeberang. Ayyub dan para anak buahnya berada di semak belukar menunggu sebagian pasukan menyeberang terlebih dahulu agar timbul kekacauan. Di depan atau diseberang sungai sudah siap pasukan Hekimoglu dengan meriam untuk menghancurkan pasukan Austria.

Ia harus mendengar meriam ditembakkan pertama kali sebelum mereka menyerang pasukan musuh. Kini pasukan infanrti sudah memasuki air. Dalam waktu lima detik sebuah meriam menyalak dan mengena pada sungai yang dangkal tersebut mengenai pasukan kuda. Kuda meringkik kesakitan dan melempar para penunggangnya.

Ayyub sadar bahwa ini saatnya. Dengan satu tembakan, ia kemudian menyerbu pasukan Austria yang hendak berbaris. Tidak sempat berbaris pasukan Ayyub Segera bercampur aduk dengan pasukan Austria yang hendak menyusun formasi barisan. Dari sisi sungai ada pasukan Bosnia berkuda dan menabrak barisan musuh sehingga banyak pasukan infantri terinjak-injak.

Dalam waktu 30 menit saja pasukan musuh berguguran lebih dari 1200 orang.

Komandan pasukan Austria yang berada di belakang panik dan ia menerpong dan menyuruh pasukannya untuk menarik diri. Kelalahan telak itu memalukan sekali baginya.

Photo by : Flickr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun