“Tuan, Aku kira … kita menjebaknya di dalam kota ini. Kita harus mengungsikan para penduduk terlebih dahulu sebelum merancang perangkap di tempat ini. Dengan demikian ketika mereka masuk mereka tidak akan melihat bahwa pasukan kita ada di dalam. Dengan demikian juga mereka tidak akan memperhatikan artileri mereka sehingga. Keadaan gedung tidak akan hancur dan tidak ada penghancuran kota”
“Ah.. itu tidak mungkin. Pasti mereka akan mengenakan artileri tersebut. 50 meriam besar akan menghancurkan. Berapa ukuran meriam tersebut Ayyub?”, mata seorang Jenderal menghadap pada Ayyub”
“Sekitar 150 mm proyektilnya” Ayyub menjawab denganlugas
“Cukup besar juga dan kita tidak akan mengambil risiko untuk hal itu”
Semuanya berpikir keras untuk mendapatkan solusi atas perang ini. Ayyub mengingat ada daerah yang bagus untuk penyergapan. Pastinya pasukan Austria akan melewat sungai tersebut sebelum mereka memasuki kota Banja Luka karenya ia mengusulkan dengan berani.
“Tuan, aku mempunyai usul agar kita mengepung mereka di Sungai sebelum Banja Luka. Saya haqqul yakin mereka akan melewati sungai tersebut dan tidak ada mata-mata yang tahu kita akan mengepung di wilayah tersebut”
Tentu saja Hekimoglu merasa ini adalah putusan yang baik sekali dan matanya langsung berbinar.Ia pikir dalam hati megapa ia tidak pikirkan hal itu dari tadi.
Tetapi Jenderal yang menawarkan pertahanan dalam kota menolak. “Terlalu berisiko untuk kesana karena kota ditinggalkan dan dengan mudah mereka menguasai kota”
“Tidak , aku pikir kita gunakan saja apa kata Ayyub dan kita sergap mereka di sana tanpa kenal ampun.”, Hekimoglu meminta peta yang bergambar kota Banja Luka. “Ayyub, Kau berada di bagian Barat dan kau dan pasukanmu mengacau daerah kanan penyeberangan agar mereka tidak bisa sampai menyerang”
**
Bunyi tambur terus membahana di sungai mereka mencoba untuk menyeberang. Ayyub dan para anak buahnya berada di semak belukar menunggu sebagian pasukan menyeberang terlebih dahulu agar timbul kekacauan. Di depan atau diseberang sungai sudah siap pasukan Hekimoglu dengan meriam untuk menghancurkan pasukan Austria.