Padahal sudah hampir dua minggu.
"Namun masing-masing kamar kita telah menjadi saksi, siapa nama yang kita tangisi, dan bingkai mana yang kita peluk berulangkali, hingga jatuh air mata ke dasar, hingga jatuh air mata, hingga menggenang...(Elegi - Rindu Yang Kita Tangisi)." Lirik itu bersenandung di kepalaku.
Aku tidak bisa tidur. Aku tidak bisa berdiam diri saja. Pikiran tentangnya terus mengusikku.
Aku mencoba menyibukkan diri sendiri. Jangan sampai mengingatnya terus dan ini bisa membuatku gila.
Aku  bangun, mulai mengetik di laptop. Mencoba mengerjakan tugas makalah yang sudah dekat deadline-nya.
Sewaktu aku asyik mengetik dan menyimpan file words-nya, aku teringat folder yang pernah ia buat.
Tanganku sedikit ragu membukanya.
Jangan dibuka, jangan dibuka, batinku.
Tapi tetap saja. Aku membukanya seperti membuka kotak pandora dan melihat banyak tulisan yang ia buat seperti makalah kampus, esai dan lainnya. Ia memang sering meminjam laptopku waktu itu.
Aku membacanya satu per satu, dan aku...
Shit. Apa aku harus membuang laptopku juga? Â