Iya saya tetap kagumlah pokoknya, ya udah gak mau ganggu lama-lama. Selamat bekerja dan berkarya lagi Pak Ganjar. Salam hormat!
Oke Masbro, tetap semangat! Salam solidaritas ya."
(Adaptasi imajiner dari dialog Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan Presiden Joko Widodo minggu lalu).
Begitulah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang seiring sejalan, kompak dengan Presiden Jokowi fokus memberikan bansos kepada masyarakat miskin.
Kabarnya Pemprov Jateng telah menyiapkan total anggaran Rp 1,4 triliun demi penanganan Covid-19. Porsi terbesarnya (Rp 1 triliun) buat bansos langsung ke 1,8 juta masyarakatnya yang jadi sasaran yang jelas dan terukur.
Dalam dialog per telepon itu, Pak Ganjar juga menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa ia dan jajarannya sedang mengupayakan berbagai cara, termasuk mengoptimalkan kearifan lokal dalam pemberian bansos. Setiap kepala daerah pun bisa memanfaatkan jaringannya untuk memenuhi kebutuhan warga.
Kreatif, inovatif dan pantang menyerah alias tidak cengeng. Luar biasa.
Yah, lain ladang lain belalang, lain daerah lain pula kualitas pemimpinnya. Diberkatilah suatu daerah yang pemimpinnya baik dan mau sungguh-sungguh bekerja untuk kemaslahatan rakyat di daerahnya.
Sekarang kembali ke soal DBH (Dana Bagi Hasil). Kok Pak Ganjar (dan ratusan kepala daerah lainnya) gak merengek-rengek soal DBH sih?
Ya memang gak perlu merengek-rengeklah, kayak anak blo'on aja. Khan semua kepala daerah juga sudah tahu kelaziman proses transfer dana bagi hasil itu.
Apalagi juga sudah ada dasar hukum yang jelas, yaitu PMK No.36/2020 tentang Penetapan Alokasi Sementara Kurang Bayar DBH Tahun Anggaran 2019 dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19.