Lalu tanyakan 'mengapa' lagi untuk kedua kalinya. Mengapa A, B, C, D itu bisa sampai terjadi? Maka akan digeledah masing-masing sub-masalahnya.
Kemudian tanyakan lagi 'mengapa' untuk yang ketiga kalinya, seterusnya -- kalau bisa -- sampai kelima kalinya.
Biasanya, dalam pertanyaan 'mengapa' yang ketiga atau keempat kita sudah bisa mengidentifikasi beberapa akar masalahnya.
Pilihlah beberapa akar masalah yang memang diduga atau bahkan diyakini bakal memiliki dampak terbesar terhadap solusi atau tujuan awal yang ingin kita capai. Ini prinsip prioritas.
Dan dalam praktek atau kenyataan lapangan selama ini, jika kita bisa menelaah akar masalah sampai pertanyaan 'mengapa' di tingkat ketiga atau keempat, akan sangat jelas solusi operasionalnya.
Dari situ jadi lebih mudah disusun usulan rencana (program) kerja. Lengkapi dengan jadwal kerja dan sumberdaya serta anggaran yang dibutuhkan. Itu bekal negosiasi yang sudah jauh lebih matang.
Dari beberapa prioritas tadi, cari dan usulkan beberapa alternatif jalan keluar yang mungkin ditempuh.
Alternatif jalan keluar tentu mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya: waktu, sumberdaya manusia (kompetensi), kemampuan finansial, ketersediaan alat-alat (machines), dan lain-lain.
Karena pada dasarnya, proses pengambilan keputusan (decision making process) adalah proses memilih dari beberapa alternatif jalan keluar yang terbaik. Terbaik artinya yang paling bisa memberi dampak positif bagi semua pihak, dan bisa diterima dan dilaksanakan oleh semua pihak.
Persiapkan diri dengan keterampilan komunikasi yang baik.
Bernegosiasi adalah berkomunikasi. Bicara, berdialog, tahu persis posisi diri sendiri, mau mendengar, menyimak dengan baik, berupaya sungguh-sungguh untuk memahami posisi lawan bicara.