Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lagi, Cetak Uang Baru atau Kumpulin Uang Lama yang Berceceran?

3 Mei 2020   12:16 Diperbarui: 3 Mei 2020   12:42 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah semua itu cukup? Pasti tidak cukup. Maka Menkeu tadi bilang mesti keroyok sama-sama.

Keroyok sama-sama, itu gotong-royong total semua lembaga, semua komponen. Solidaritas Indonesia kita. Dalam kondisi darurat seperti ini memang kebijakan apa pun tidak bisa memuaskan semua pihak, apalagi kalau parameter kepuasan adalah normalitas seperti yang dulu.

Lagunya sudah bukan 'aku masih seperti yang dulu', lantaran kelamaan isolasi udah jadi banyak uban (merasa gak perlu cat rambut dulu).

Kita tahu bahwa selain memperhatikan mikro, pemerintah pasti mesti menjaga keseimbangan makro. Kelima skema besar program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM yang merupakan 99,99% pelaku ekonomi Indonesia adalah prioritas saat ini.

Dari mana dananya?

Alternatif atau kombinasinya, dari realokasi anggaran (termasuk penundaan proyek strategis), dari cetak uang baru (mesti jaga pace dan level-nya). Dan bisa juga dari uang lama kita yang berceceran di laci, di mobil, di rak buku, yang dipinjam ipar, dan di berbagai 'tempat lain'.

Demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam kondisi darurat seperti ini bisakah uang haram itu dipulangkan (segera) untuk diputar kembali dalam sistem ekonomi kerakyatan kita?

Ini pertanyaan, sekaligus tantangan.

03/05/2020

*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun