Apakah semua itu cukup? Pasti tidak cukup. Maka Menkeu tadi bilang mesti keroyok sama-sama.
Keroyok sama-sama, itu gotong-royong total semua lembaga, semua komponen. Solidaritas Indonesia kita. Dalam kondisi darurat seperti ini memang kebijakan apa pun tidak bisa memuaskan semua pihak, apalagi kalau parameter kepuasan adalah normalitas seperti yang dulu.
Lagunya sudah bukan 'aku masih seperti yang dulu', lantaran kelamaan isolasi udah jadi banyak uban (merasa gak perlu cat rambut dulu).
Kita tahu bahwa selain memperhatikan mikro, pemerintah pasti mesti menjaga keseimbangan makro. Kelima skema besar program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM yang merupakan 99,99% pelaku ekonomi Indonesia adalah prioritas saat ini.
Dari mana dananya?
Alternatif atau kombinasinya, dari realokasi anggaran (termasuk penundaan proyek strategis), dari cetak uang baru (mesti jaga pace dan level-nya). Dan bisa juga dari uang lama kita yang berceceran di laci, di mobil, di rak buku, yang dipinjam ipar, dan di berbagai 'tempat lain'.
Demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam kondisi darurat seperti ini bisakah uang haram itu dipulangkan (segera) untuk diputar kembali dalam sistem ekonomi kerakyatan kita?
Ini pertanyaan, sekaligus tantangan.
03/05/2020
*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa
Sumber: