Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ngomong Gede Vs Mingkem Politik

20 Februari 2020   19:11 Diperbarui: 20 Februari 2020   19:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para kadernya baru beberapa bulan menduduki kursi dewan, namun kiprahnya sangat terasa dampaknya. Apa sih sebetulnya yang diperbuat oleh mereka yang dianggap luar biasa?

Artinya, apa yang di luar kebiasaan selama ini? Mungkin itu yang jadi sasaran omongan gede ala PSI.

Apakah menuntut transparansi anggaran mulai sejak perencanaan itu sesuatu yang istimewa? Ini khan sudah sewajarnya.

Apakah meminta materi rapat jauh hari sebelum hari rapatnya supaya bisa dipelajari dengan seksama itu lebay? Biasa saja toh.

Apakah hadir di rapat tepat waktu supaya gak molor dan buang-buang waktu yang sangat berharga itu mengganggu? Khan sudah layak dan sepantasnya.

Apakah menolak pin emas dan mengembalikan sisa dana reses itu cari panggung? Lha, sudah semestinya begitu kok. Panggungnya justru dikasih gratis oleh mereka yang menerima pin emas dan membawa pulang sisa dana reses.

Lalu apakah menyisir pos-pos anggaran dengan kritis itu berlebihan? Kalau tidak kritis (dan jujur) mana kena itu kutu-kutu rambut seperti lem aibon, formula-e, bolpen, komputer, dll.

Jadi sebetulnya yang dilakukan PSI ini adalah hal-hal yang standar-standar saja. Lalu kenapa jadi begitu heboh?

Jawabannya mudah saja.

Ini akibat praktek-praktek politik selama ini berada di bawah standar normal. Yang dianggap wajar sesungguhnya berada di area abnormal! Alias tidak sewajarnya, bukan yang semestinya.

Apakah selama ini norma sosial (kewajaran sosial) yang diterima umum adalah hal berlawanan dengan apa jadi kritik sosial PSI? Kalau memang begitu, apa yang salah di tatanan politik maupun tatanan sosial kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun