Oleh: *Andre Vincent Wenas*
Ahok bilang bahwa PSI itu 'partai kecil yang ngomong gede'. Betul sekali!
PSI partai baru, sewaktu ikut dalam kontestasi pileg 2019 ia tegolong kecil-kecil cabe rawit. Anak bawang, orang baru, lagi cari panggung (apa salahnya?).
Partai kecil tapi omongannya pedas, untuk telinga yang baperan dan untuk mereka yang memang jadi tertuduh.
'Ngomong gede' itu multi-interpretatif. Misalnya, seorang kakak bilang ke adiknya, "Dik, tolong volume radionya digedein!" Itu artinya khan agar suaranya dikerasin.
Dalam konteks ini kita bisa memahami, bahwa Pak Ahok yang dulu juga dikenal pedas dan gede ngomongnya sedang merefleksikan dirinya sendiri. Jangan sampai ia terjerembab lagi lantaran salah omong.
Partai baru dan bawel seperti PSI ini jelas berbahaya bagi posisi politiknya. Sama seperti diri Pak Ahok sendiri yang memang dipandang berbahaya bagi kaum establishment yang sedang asyik membancaki negara.
Lagi pula, mana mungkin PSI bisa 'melindungi' posisi politik Pak Ahok. Itu sama saja berlindung dibawah pohon toge. Ia mesti mengamankan posisi politiknya di bawah naungan kandang banteng. Ada yang berani colek, tanggung risiko diseruduk.
PSI memang terkesan keras suaranya. Kenapa cuma terkesan keras? Yah, lantaran PSI bersuara (bukan berteriak) di tengah belantara politik yang mingkem alias bungkam terhadap isu-isu esensial buat persatuan bangsa, buat kemajuan peradaban politik di Indonesia.
Jadi suara yang biasa saja jadi terdengar seolah keras (gede).
Apa yang disuarakan PSI sebetulnya adalah hal-hal yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa.