Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ngomong Gede Vs Mingkem Politik

20 Februari 2020   19:11 Diperbarui: 20 Februari 2020   19:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke soal omongan, bukankah memang tugas anggota parlemen untuk bicara? Parlemen yang berasa dari kata bahasa Perancis 'le parle' yang artinya 'to speak', bicara, ngomong. Dan kenyataanya kerap kali cara ngomongnya memang mesti gede, supaya kedengaran.

Parlemen sebagai salah satu dari tiga tiang demokrasi (trias politica) memang berfungsi untuk menyuarakan, mengartikulasikan kehendak rakyat. Dalam kerangka check and balances terhadap kekuasaan eksekutif.

Ngomong segede-gedenya (sekuatnya, senyaringnya, secerdasnya, sejujurnya) dalam mengartikulasikan suara rakyat adalah tugas parlemen (dan partai politik). Dan mingkem politik adalah pengkhianatan terhadap tugas suci itu.

Figur Pak Ahok adalah lebih sebagai representasi nilai. Baiklah kita tidak melihat orangnya, tapi lebih pada representasi tentang nilai anti-korupsi, anti intoleransi.

Semoga nilai-nilai ini tetap terwakili dalam kerja politik Pak Ahok lewat partainya yang baru. Salam sehat selalu untuk Pak Ahok sekeluarga.

Dan PSI, agar tetap kritis, dan jangan takut ngomong gede. Di sini lagi banyak yang budeg.

20/02/2020

*Andre Vincent Wenas*, Sekjen *Kawal Indonesia* - Komunitas Anak Bangsa

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun