Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Remaja dan Persahabatan

26 Mei 2024   11:10 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:23 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja dalam Kelompok

 

Identitas remaja sangat kentara dengan pembentukan kelompok-kelompok. Realitas ini sangatlah mendasar mengingat kekaburan identitas remaja sendiri. Kenyataan supaya mau diakui dan diterima oleh orang tua dan yang lebih tua kerap melahirkan gejolak untuk "keluar rumah" alias lepas dari kungkungan orang tua atau orang yang kerap mengaturnya. Gerakan "keluar rumah" pada kenyataan lain mempertemukan si remaja dengan remaja lainnya yang juga sedang mengadakan gerakan yang sama.

 

Remaja kerap menggabungkan diri dalam kelompok teman-teman sebaya. Rasa tidak diterima dan diakui serta kecanggungannya di rumah tidak lagi menjadi persoalan dalam kelompok baru ini. Di dalamnya melebur kelemahan dan kekurangan serta kesanggupan dan kemampuan yang sama.

 

Mereka tidak lagi mengalami perasaan diri kurang (minderwaardigheids complex). Di sana tidak ada lagi penolakan karena remaja yang lainnya juga mengalami hal yang sama. Jerawat yang tumbuh berlebihan misalnya tidak lagi menjadi persoalan karena teman-teman sekelompok juga mengalami hal yang sama.[3]

 

Pada masa remaja kerap terjadi sulitnya komunikasi dengan kawan remaja jenis lain (lawan jenis). Namun demikian perasaan kuatir dalam berkomunikasi akan berkurang melalui kontak sosial di dalam kelompok. Di dalamnya tidak akan ada omelan dan ejekan.

 

Singkatnya di dalam kelompok ada rasa aman dan terlindungi dari ancaman dan gangguan dari luar. Rasa ini melahirkan perasaan yang kuat dan bahkan teramat kuat antar anggota kelompok. Keyakinan ini pada akhirnya kerap melahirkan kebenaran yang berlebihan atas apa yang menjadi gagasan kelompok.[4] Ditambah lagi dengan keinginan untuk diterima dan diakui sebagai anggota dalam kelompok (in group), membuat remaja nekat berbuat apa saja agar dapat diterima dan diakui di dalamnya.[5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun