Mohon tunggu...
Andradika Fasya
Andradika Fasya Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotlier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

hotelier yang suka nulis, hidup di Bali dan Brussels.... IG :@andfasya FB: Andadrika Fasya Syamun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tiga Sekawan

4 Januari 2025   09:52 Diperbarui: 4 Januari 2025   09:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Muharman dan Alex mendekatiku dan mengajakku ke lantai dansa, suasana semakin hidup dengan energi yang membara. Mereka mengundangku untuk berbagi momen kegembiraan dan kebersamaan di tengah gemerlap lampu dan irama musik yang menggema di lantai dansa.

"Come on, Prana, time for happy malam ini!" ajak Alex sambil menarik lenganku.

"Jangan seperti putra Sultan Jawa deh, jadi pendiam begitu," tambah Muharman dengan canda.
"Okay, okay," jawabku sambil melangkah mengikuti mereka, siap untuk menikmati malam yang penuh semangat.

Ketika malam semakin larut dan suasana Atlas Beach Club mencapai puncaknya, energi di sekitar kami semakin membara. Lampu berkelap-kelip dan musik yang menggema membuat kegembiraan yang tak tertandingi. Aku, Alex, dan Muharman merasakan kebersamaan yang mendalam, seolah-olah dunia luar lenyap dalam keceriaan malam itu. Kami menari, tertawa, dan menikmati setiap detik dari pengalaman yang begitu hidup.

Tiba-tiba, dalam kemeriahan malam itu, lelaki paruh baya asing yang tadi berbicara dengan Alex mendekatinya dan memeluknya dari belakang. "Hey, do you want to come to my villa?" tanyanya, masih memeluk Alex. "Oppss!." seru Alex. Aku dan Muharman terkejut melihat situasi itu.

"Hayo lanjut, Alex, tuh dia sudah tidak tertahan ingin bersamamu!" ledek Muharman. Aku hanya tersenyum.

"So, are you okay if I go back with this bule ?" tanya Alex. Kami mengangguk bersama, memberikan persetujuan.

"Thank you, bro," timpal lelaki asing itu dengan senyum puas.

Setelah Alex berpamitan dengan aku dan Muharman, dia meninggalkan kami berdua. Aku melihatnya merebahkan kepalanya ke pundak lelaki asing itu sambil mereka berjalan menjauh dari kami. Saat punggung mereka semakin jauh, aku dan Muharman saling bertukar pandang, menyadari bahwa malam ini telah menghadirkan pengalaman yang tak terduga dan penuh warna.

Di lantai dansa, hanya aku dan Muharman yang tersisa. Aku terdiam, masih terbayang pemandangan yang baru saja kulihat dari Alex.

"Hey, kenapa diam?" tanya Muharman, membuyarkan lamunanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun