Setengah hari di tanggal 4 Januari 2025 itu ia habiskan untuk mengenali "penantang"-nya, salju dan cuaca khas Kutub Selatan. Keesokan harinya pada 5 Januari 2025, ia bersama pendaki lain bergerak dari  menuju Low Camp (atau dikenal dengan Camp 1) melalui Branscomb Glacier. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 6 jam. Jalur ini relatif landai, tetapi penuh dengan tantangan.
Syukur, "cuaca bagus banget, suhu sekitar minus 6 derajat Celcius dan tidak berangin," tulis Putri lewat pesan singkat dari telepon satelit sehingga kami dapat memantau setiap aktivitas dan kondisinya.
Tim memutuskan dua hari menginap dan beristirahat di Low Camp (2.865 mdpl). Selama itu pula ia bersama pendaki lainnya melakukan latihan SRT (single rope technique) yang berguna untuk melewati fixed line di etape berikutnya. Pendakian dari Low Camp menuju High Camp alias etape 2 boleh disebut tantangan terberat dari pendakian Gunung Vinson.
"Kami juga mengorganisasi lagi barang-barang yang akan dibawa ke High Camp," tambahnya. Makan malam juga dilakukan lebih awal sekaligus memastikan nutrisi dan hidrasi pendaki tetap terjaga.
LOW CAMP KE HIGH CAMP
Pada 7 Januari 2025, pukul 13.30, perempuan penggagas gerakan Jelajah Putri ini bersama tim pendaki mulai bergerak menuju High Camp yang berada di ketinggian 3.858 mdpl. Beban yang dibawa Putri sendiri mencapai 20 kg.
Sementara medannya juga sangat menguras tenaga. Peningkatan elevasi (elevation gain) mencapai 1.000 meter. Termometer menunjuk angka bervariasi antara minus 20 hingga minus 25 derajat Celcius. Kendati demikian semangatnya tak kendur.
"Alhamdulillah cuaca sangat cerah. Tanpa angin. Tidak seperti tahun lalu," ujarnya.
Informasi cuaca begitu penting untuk pendakian Gunung Vinson. Selagi cuaca masih bersahabat pendaki akan memanfaatkan sebaik-baiknya untuk menambah ketinggian. Tepat pukul 20.30 waktu setempat Putri akhirnya mencapai High Camp. Butuh waktu 7,5 Â jam pendakian dari Low Camp ke High Camp. "Bagian terberat dari pendakian ini sudah terlewati," ujarnya setengah lega.
Kami lega menerima pesan teks yang ia kirim lewat layanan Garmin Messenger. Beda waktu dengan Jakarta sekitar 10 jam lebih lama. Di Jakarta sudah tanggal 8 Januari 2025, ketika beberapa kawan dari media menanyakan status pendakian Putri Handayani.