Mohon tunggu...
Andi Zulfitriadi
Andi Zulfitriadi Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Lintas Iman, Pegiat Spritual dan Perdamaian

Rasional, Ilmiah dan Alamiah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Trialog Dialektis Abrahamik, Sebuah Perjumpaan Inklusif

9 Mei 2020   23:45 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mun'im Sirry, professor teologi di Universitas Notre Dame (AS), pesimistis dengan dialog Islam-Kristen berbasis sosok Abraham, "Mereka tidak menyadari bahwa figur Abraham digambarkan begitu berbeda oleh ketiga agama tersebut. Tidak berlebihan jika dikatakan, Yahudi, Kristen, dan Islam seolah tidak berbicara figur yang sama. Lebih dari itu, masing-masing mengklaim Ibrahim  bagi  dirinya  sendiri  dan  mengeksklusi  yang  lain."

Dua perbedaan pokok Ibrahim dalam tradisi Islam dan tradisi Yahudi, termasuk Kristen. Pertama, dalam tradisi Yahudi, Hajar (Hagar) dan Ismail setelah pergi dari kediaman Ibrahim, kemudian mengembara di padang gurun Bersyeba yang masih termasuk wilayah Palestina-Kanaan (Kej. 21:14). Dalam tradisi Islam, keduanya mengembara di lembah tanpa tanaman di dekat Baitullah atau Ka'bah (Ibrahim 14:37), sekarang bernama Mekkah, pusat pelaksanaan ibadah haji.

Kedua, putra yang dikurbankan Abraham dalam tradisi Yahudi dan Kristen adalah Ishak, sedangkan dalam tradisi Islam adalah Ismail. Dalam tradisi Islam, Ibrahim dilepaskan dari kategori ras dan menjadi bapak semua muslim (orang yang berserah diri), bapak orang-orang beriman.

Titik Temu Dialektis Inklusif

Dekonstruksi Abraham menurut Kristen dan Yahudi dalam konteks trialog agama Abrahamik dapat dijumpai pada perspektif Islam. Menurut Mohammed Arkoun (1928-2010), ketika Al-Quran mengatakan Ibrahim sebagai muslim, itu tidak merujuk Islam sebagai institusi agama melainkan islam generik, sebuah sikap yang ideal sebagaimana disimbolkan oleh laku iman yang sesuai dengan Al-kitab dan Al-Quran.

Idealnya, para penganut agama-agama Abrahamik memuliakan tindakan berkurban bagi kebaikan sesama sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. Berlomba-lomba dalam kebajikan, merupakan wujud konkret dalam menciptakan kerukunan umat. Kristen dapat berbagi kisah Abraham dengan cara yang lebih bermakna kepada lebih banyak Muslim (Islam). Perjumpaan itu juga dapat diwujudkan dalam kegiatan bersama yang memiliki harapan bersama dan tanggung jawab bersama. Seperti kembali ke Mazmur 122, berdoa untuk perdamaian Yerusalem, dan puisi penuh harapan al-Ghazali saat dibacakan oleh orang-orang Yahudi, Kristen dan Muslim.

 Abraham dijadikan landasan strategi untuk meninggalkan polemik masa lalu dan bergerak maju dalam rasa saling menghormati. Abraham adalah bapak dari semua orang yang iman pada satu Tuhan (Monotheisme). Al-Quran juga mengungkapkan Abraham sebagai koneksi perjanjian asli dengan Allah tanpa harus mengikuti ajaran Yudaisme, dan Kristen.

Dialog yang mengutamakan perbedaan akan sulit untuk memberikan makna tentang agama-agama Abrahamik. Perlu dibangun dialog yang bermakna menggunakan "bahasa" yang tepat, dan bukan hanya percakapan yang didaur ulang sebagai percakapan teologis.

Agama-agama Abrahamik yang membicarakan Abraham ekslusif diubah menjadi Abraham inklusif yang memiliki tujuan perdamaian, saling berbagi dalam memaknai Abraham inklusif serta tidak memaksakan penafsiran fanatisme teologis. Memandang Abraham inklusif adalah jalan alternatif terbaik, dengan demikian titik temu trialog dialektis spritual Abraham dapat diwujudkan.

Oleh: Andi Zulfitriadi (Aktivis PIMA, Pegiat Spritual dan Perdamaian)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun