Mohon tunggu...
Andi Zulfitriadi
Andi Zulfitriadi Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Lintas Iman, Pegiat Spritual dan Perdamaian

Rasional, Ilmiah dan Alamiah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Trialog Dialektis Abrahamik, Sebuah Perjumpaan Inklusif

9 Mei 2020   23:45 Diperbarui: 9 Mei 2020   23:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang akhir abad pertama, Injil Yohanes boleh dikatakan tulisan Kristen paling awal yang memakai tema Abraham dalam polemik tentang keturunan sejati Abraham, mungkin karena injil itu paling dekat dengan masa polemik antara  Yahudi dan Kristen.

Yustinus Martir (100-165 M) penulis Kristen pertama yang menganggap klaim Yahudi sebagai waris Abraham tak berlaku lagi. Kelahiran komunitas Kristen dari rahim agama Yahudi adalah suatu proses yang menyakitkan. Komunitas Yohanes ada dalam proses terkait formasi identitas Kristen mereka dalam hubungannya dengan agama Yahudi. Kebapakan eksklusif Abraham dalam agama Yahudi berhadapan dengan realitas baru bahwa Abraham adalah bapak semua orang beriman.

Signifikansi Abraham Dalam Tradisi Yahudi

Kaum Yahudi menjadikan Abraham sebagai sosok legenda, wujud semua keutamaan (bdk. Yesus bin  Sirakh  44:19 "tidak ada seorang pun yang kemuliaannya sebanding  dengannya"). Dalam liturgi Yahudi, terutama untuk Tahun Baru Yahudi dan pujian pertama dari 18 Doa Berkat (doa terpenting dalam agama Yahudi), Abraham juga dimaknai untuk eksklusivitas bangsa Yahudi sebagai umat.

 Ada  empat signifikansi Abraham  bagi  orang Yahudi.16  Pertama, ia orang pertama yang percaya kepada satu Tuhan (Monotheisme) dan menyebarluaskan ajaran itu. Kedua, ia teladan ketaatan sempurna kepada Tuhan. Talmud menggambarkan Abraham melakukan seluruh isi hukum Taurat, meski hukum Taurat baru ada pada zaman Musa, jauh sesudah masa hidup Abraham. Ketiga, ia teladan iman yang tak bergeming meski  didera  sepuluh  cobaan.  Keempat,  sebagai  pahala  atas kesalehannya, ia dijadikan sahabat Tuhan. Oleh Abraham "semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kej. 12:3). Namun, Abraham dalam tradisi Yahudi dimaknai eksklusif sebagai bapak bangsa Yahudi, secara jasmani maupun spiritual, bukan bapak bangsa-bangsa lain.

Abraham Dalam Tradisi Kristen

Dalam tradisi Kristen, sejak Paulus (nama Aslinya Saul; nama Yahudi) model percaya Abraham itu mengalami reinterpretasi dalam konteks selamat dari penghakiman Tuhan, percaya kepada Tuhan yang membenarkan orang berdosa (bukan dosanya).

Paulus berkata kepada jemaat di Efesus bahwa keadaan benar manusia (Yun. dikaiosune) "bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah" (Ef. 2:8), karena belas kasih dan anugerah Tuhan. Manusia dibenarkan Tuhan karena imannya dan iman itu pun karya Tuhan di dalam diri manusia. Kebenaran dari Tuhan "bertolak dari iman dan memimpin kepada iman" (Rm. 1:17; KJV, NAB "from faith to faith").

Demikian terjadi pergeseran makna pembenaran Abraham yang semula tiada kaitannya dengan pembenaran orang berdosa. Reinterpretasi Paulus itu menjadi dasar teologis Reformasi Protestan yang merayakan iman (Lat. sola fide) atau anugerah saja (Lat. sola gratia) sebagai jalan dibenarkan oleh Tuhan. Dalam tradisi Kristen, Abraham bukan bapak untuk non-Kristen, melainkan dimaknai eksklusif terkait percaya kepada Yesus Juru selamat.

Ibrahim dalam Tradisi Islam

Dalam Al-Quran, nama Ibrahim disebut 62 kali sebagai nabi dan rasul, dalam 25 surat (dari total 114 surat, bahkan surat ke-14 menurut namanya). Pelembagaan haji, kurban (hari raya Idul Adha), dan khitan yang sangat penting dalam Islam, dihubungkan dengan Ibrahim. Sebutan muslim, iman Islam, liturgi di Mekkah, teosentrisme dan universalisme Islam, juga dihubungkan dengan Ibrahim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun