Pada tahun 2017, kapasitas bandara meningkat menjadi sekitar 62 juta penumpang tetapi badara ini sudah melayani lebih dari 63 juta penumpang setiap tahunnya.Â
Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar, hub liburan utama dengan lalu lintas signifikan dari Australia, Singapura, dan berbagai kota di Asia memiliki kapasitas 20 juta penumpang per tahun, sementara sekarang melayani lebih dari angka tersebut setiap tahunnya.
Skenario 'Bagaimana Jika?': Indonesia Mempopulerkan Penerbangan Kebebasan Kelima
Peningkatan signifikan dalam penerbangan kebebasan kelima di Indonesia dapat memiliki beberapa dampak. Bandara-bandara di Indonesia, terutama Jakarta dan Denpasar, dapat menjadi pusat utama di regional Asia Tenggara, menarik lalu lintas di luar perbatasan negara, sehingga dapat meningkatkan kualitas infrastruktur penerbangan di berbagai kota besar dan berpotensi menyediakan lebih banyak pilihan penerbangan yang beragam ke Australia, Selandia Baru, dan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.Â
Meningkatnya persaingan dari maskapai penerbangan asing dapat menurunkan tarif dan menawarkan jangkauan yang lebih luas ke destinasi internasional yang dapat diakses baik dari maupun ke Indonesia. Lebih banyak penerbangan kebebasan kelima juga dapat merangsang lonjakan pariwisata dan perjalanan bisnis, berdampak positif pada perekonomian Indonesia.
Skenario Indonesia mempopulerkan penerbangan kebebasan kelima juga akan memberikan banyak dampak positif bagi Garuda Indonesia selaku maskapai nasional yang telah menghadapi tantangan dalam memperluas jaringan internasionalnya dalam dua dekade terakhir dikarenakan berbagai faktor.Â
Pasar domestik Indonesia yang menguntungkan secara historis menjadi aliran pendapatan utama bagi Garuda Indonesia, dan ekspansi internasional membutuhkan armada pesawat jarak jauh yang lebih besar, sehingga membebani sumber daya.Â
Persaingan ketat dari maskapai penerbangan berbiaya rendah regional dan maskapai penerbangan Timur Tengah yang sudah mapan juga menjadi tantangan lainnya.Â
Masuknya penerbangan kebebasan kelima dapat menguntungkan Garuda Indonesia dalam melimitasi atau bahkan menghilangkan tantangan-tantangan tersebut. Garuda Indonesia dapat membentuk kemitraan dengan maskapai penerbangan asing yang mengoperasikan rute kebebasan kelima, memperluas jaringannya melalui perjanjian codeshare tanpa harus mengerahkan pesawatnya secara langsung.Â
Operasi kebebasan kelima akan meningkatkan persaingan, memaksa Garuda Indonesia untuk meningkatkan penawarannya atau mengalami risiko kehilangan pangsa pasar, sehingga maskapai memiliki kualitas strategis yang jauh lebih baik.
Perlu dicatat bahwa maskapai besar Eropa di masa lalu seperti British Airways, Air France, dan Lufthansa telah menghentikan layanan penerbangan ke kota-kota di Indonesia, terutama Jakarta dan Denpasar, yang menunjukkan bahwa operator lama menganggap rute ke Indonesia kurang menguntungkan dibandingkan dengan tujuan lain.Â