Bank Dunia merilis informasi bahwa ada 55% orang Indonesia yang Buta Huruf Fungsional. Coba tanyakan ke tetangga atau siapa yang memilih kemarin, apa itu DPD dan apa fungsi lembaga itu secara umum? Jangan-jangan Anda juga tidak tahu.Â
Itu baru DPD, jangan ditanya untuk DPR dan DPRD, banyak yang tidak kenal sama sekali calegnya. Luar biasa, dari 5 surat suara, mayoritas yang dipilih berdasarkan keyakinan cuma kertas suara Pilpres, itupun jika tidak ikut-ikutan juga, ikut pilihan saudaranya, ikut pilihan Ustad atau Kiainya, ikut pilihan Kadesnya, dsb, bukan kesadaran sendiri berdasarkan pertimbangan informasi yang didapat.Â
Ini kan miris sekali, bahwa di era yang digembor-gemborkan akan memasuki Revolusi Industri 4.0, masih banyak yang Gagap Informasi. Pembangunan SDM nya timpang.
Nah alangkah baiknya jika makin banyak orang-orang yang peduli dengan Pendidikan Informasi ini. Bukan cuma pengadaan infrastruktur internet saja, tapi bagaimana mendidik masyarakat dalam hal cara menggunakannya untuk memperoleh informasi yang berguna bagi kehidupan dan usahanya.Â
Bukan malah termakan hoaks atau cuma untuk main Mobil Lejen aja. Dukungan Pemerintah Daerah, Akademisi, dan Masyarakat di Kalsel sangat diperlukan. Bangun kualitas Urang Banua ini dulu, InsyaAllah daerah akan maju.
Saya pribadi sih tidak muluk-muluk dengan jargon ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Cukup memberikan wawasan ke masyarakat di daerah saya sendiri saja. Itupun sebatas kemampuan karena saya tidak pegang proyek pendidikan dan tidak punya anggarannya. Kalo ada yang mengajak kolaborasi, ayuk ja.Â
Seperti saat ini saya sedang menyusun Presentasi untuk rencana kegiatan sosialisasi kewirausahaan digital ke kampus-kampus di Kalsel, yang disponsori salah satu startup nasional.
Ketiga, jika kemarin kontestasi Pilpres dianggap sebagai perjuangan dakwah dan membela ulama dan agama Islam, maka kalah ataupun menang calon yang diusung, perjuangan harus tetap berlangsung. Sejak kegiatan 212 sampai kampanye kemarin, saya mencatat ada hal Positif yang merubah sebagian masyarakat muslim menjadi lebih baik.Â
Pertama, dalam menjaga kebersihan dan ketertiban. Ini terlihat disetiap acara 212 dan kampanye 02, datang bersih, pulangnya bersih-bersih. Di Haul Abah Guru Sekumpul kemarin, saya juga melihat hal ini mulai diterapkan. Jamaah aktif membersihkan sampah-sampah yang menggunung akibat kegiatan yang dihadiri jutaan manusia itu.
 Meskipun ada juga yang masih membuang sampah sembarangan dan tidak tertib. Nah itu yang perlu diajari dan dinasehati. Â
Hal kedua adalah kegiatan Subuh Berjamaah. Alhamdulillah, sejak ramenya ajak-ajak itu, shaf di masjid saya bertambah. Tadinya konsisten 1 shaf terdepan saja, sekarang lumayan nambah jadi 2 shaf, dan untuk momen-momen tertentu bisa 'meluber' sampai 3 shaf.Â