Memang masih jauh dibanding Sholat Jumat yang jamaahnya bisa sampai memenuhi halaman parkir karena masjidnya sudah tidak muat lagi. Perjuangan masih panjang wal ai.
Hal ketiga adalah media dakwah. Semakin banyak orang-orang yang mengakses konten-konten dakwah di Youtube dan Media Online, baik dari Ust Abdul Somad, Ust. Adi Hidayat, Aa Gym, Ust Arifin Ilham, dan ulama-ulama lainnya. Kontestasi Pilpres mendorong hal ini.Â
Ada yang mempermasalahkan Shaf Sholat campur Pria dan Wanita, Ada yang mempermasalahkan pembakaran bendera tauhid, Ada yang mempermasalahkan sholat di lapangan atau jalan, dan semua hal-hal yang tadinya bagian dari 'kampanye' dan persaingan kubu kontestan pilpres.Â
Hal ini justru menarik minat umat muslim untuk mencari tahu dalil dan aturannya. Alhamdulillah banyak pembahasan di media online dan video online. Semakin diperdebatkan, semakin banyak yang belajar Agama.
Tentu hal ini perlu disebarluaskan lagi, khususnya kepada generasi muda muslim. Banyak diantara mereka yang karena merasa Generasi Millenial, kemudian memakan bulat-bulat kebebasan mutlak ala Barat.Â
Tidak sedikit saya temui muslim yang menganggap ajaran Agamanya itu kolot, dan dari kasus-kasus penghinaan ulama, sebagian diantaranya dilakukan oleh orang Islam sendiri. Ini kan aneh, mengapa muslim mencaci maki ulamanya sendiri.Â
Meskipun tidak sependapat atau dari ormas lain, tentunya jika ada protes pun tidak sampai hujatan, caci maki, dan penghinaan.Â
Pun dalam kasus penghinaan agama di Kalsel ini saja, yang terbaru kemarin Tim Cyber Reskrimsus Polda Kalsel berhasil menangkap orang yang fotonya di medsos menginjak-injak Al Quran, menghina Guru Sekumpul, dan ini muslim. Bungul banar kalu. Tapi nyata...
Apalagi dalam kontestasi Pilpres ini, akun medsos dibajak, digunakan untuk menghina dan memfitnah Ulama. Tidak cukup sampai segitu, HP beliaupun dibajak dan digunakan untuk menyebar sms kampanye. Ada juga yang dibuat meme, disebarkan dengan tujuan mendiskreditkan ulama-ulama yang ditarget.Â
Pun jika melihat komentar-komentar di media online dan media sosial dari akun-akun yang ada, banjir caci maki dan hujatan ke ulama dan ajaran Islam, mengalir deras tanpa beban.Â
Yang bikin hoaks menuduh pihak lain yang bikin, mudah sekali menuding kelompok muslim sebagai radikal, intoleran, anti Pancasila, anti NKRI. Ormas muslim yang satu di kompor-kompori untuk 'menyerang' ormas muslim yang lain. Diadu kambing antara yang satu dan yang lain.Â