Mohon tunggu...
Dr. Andi Hermawan M.Pd
Dr. Andi Hermawan M.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru Swasta

Menulis adalah Caraku bersyukur dan mensyukuri Karunia Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konflik dan Negoisasi dalam Organisasi Pendidikan

6 November 2022   22:42 Diperbarui: 6 November 2022   23:40 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan lain-lain.

7. Konflik Internasional

Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia, baik itu negara berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi karena salah satu negara merasa dirugikan oleh negara lainnya atau karena masing-masing negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang dingin antara Rusia dan Amerika.

JENIS-JENIS NEGOSIASI

  • Negoisasi Win-win, Negoisasi win-win adalah negoisasi yang menghasilkan keputusan yang menguntungkan untuk kedua pihak.
  • Negoisasi Win-lose, Negoisasi win lose adalah negoisasi yang dimenangkan oleh satu pihak saja.
  • Negoisasi Koersif, Negoisasi yang salah satu pihak nya menggunakan kekuatan untuk menekan lawannya.
  • Negoisasi Manipulative. Pihak yang melakukan negoisasi menggunakan janji-janji dalam bernegoisasi.

MANFAAT  KONFLIK

  • Memberi kekuatan yang positif di dalam menentukan kinerja kelompok
  • Meningkatkan solidaritas antara anggota organisasi.
  • Meningkatkan semangat untuk memberikan usul yang baik.
  • Memberikan semangat organisasi untuk menjadi yang terbaik, bahkan jika tidak adanya sebuah konflik akan menjadi tidak lengkap dalam sebuah organisasi.

CARA MENGELOLA  KONFLIK  DALAM  ORGANISASI

1.  Konflik harus dikelola dengan baik untuk tidak berubah menjadi suatu hal yang negatif, merusak harmonisasi, hubungan kerja antar bagian. Oleh karena itu Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk mampu mengendalikan konflik, membuat konflik sebagai bagian dari proses kontrol, bagian dari proses untuk menciptakan hasil yang lebih baik. Untuk dapat mengelola konflik menjadi suatu berkah, perusahaan perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Mengubah budaya, pola pikir: Masalah diangkat untuk diselesaikan, bukan untuk mendiskreditkan orang.
  • Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Masalah sudah terjadi, we can not undo the story. Masalah diangkat untuk menciptakan solusi, menciptakan masa depan yang lebih baik.
  • Pemimpin perlu menekankan pentingnya seseorang untuk berani bicara. Berani bicara artinya peduli, tidak bicara artinya tidak peduli. Hal ini perlu ditekankan karena kita belum terbiasa untuk bicara dengan alasan klasik “tidak enak, takut menyinggung perasaan teman”. Namun pemimpin juga perlu cermat dalam melihat ketulusan seseorang dalam mengangkat suatu masalah.
  • Pemimpin juga perlu melatih seseorang untuk lebih berpikir positif, tidak merasa disalahkan, tidak terlalu defensif saat masalahnya diangkat. Pemimpin harus mengarahkan supaya diskusi tidak difokuskan ke Why, tetapi fokus ke How, menetapkan solusi atas permasalahan yang terjadi.
  • Awal dimulainya proses keterbukaan pastinya akan mendatangkan turbulensi karena kita tidak terbiasa. Pemimpin harus terus mendorong terciptanya budaya ini, jangan mundur, maju terus, hingga akhirnya perusahaan terbiasa dengan keterbukaan.

2. Mempersiapkan Pemimpin untuk berani dan terbiasa dengan konflik.

Tugas pemimpin adalah melakukan perubahan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik. Dalam setiap perubahan terdapat potensi konflik yang terjadi karena keengganan orang untuk berubah. Semakin besar perubahan yang dilakukan, semakin besar hasil yang bisa dicapai, namun semakin besar pula potensi konflik yang mungkin timbul. Oleh karena itu Pemimpin harus siap dan berani dalam menghadapi konflik.

3. Konflik harus diselesaikan hingga tuntas, tidak sekadar hanya dibicarakan.

Konflik yang tidak diselesaikan akan menjadi api dalam sekam, yang setiap saat bisa meledak. Pemimpin perlu fokus untuk menjadi mediator hingga tercipta solusi atas konflik yang terjadi. Jangan berhenti sebelum tercapai solusi atas konflik. Organisasi yang baik akan melihat konflik sebagai bagian dari proses kontrol, proses demokrasi, bukan bagian dari proses perpecahan, sehingga tidak menjadi over reaktif dengan adanya perbedaan, yang sering kali dianggap sebagai bentuk dari ketidakharmonisan tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun