Dunia pada saat ini hari demi hari terus berkembang. Berbagai terobosan dan penemuan baru bermunculan dan dapat kita rasakan saat ini. Sehingga semakin canggih dunia ini maka semakin banyak tantangan yang dirasakan untuk dunia ini. Di antara berbagai tantangan yang dihadapi dunia saat ini, salah satunya ialah mengenai Revolusi Industri keempat atau bisa disebut juga sebagai Industri 4.0 yang akan terlihat pada permulaan abad ini.Â
Berbagai penggabungkan dunia digital, fisik, dan biologi dengan cara tertentu yang diharapkan akan mengubah umat manusia dalam bidang teknologi dan pendekatan baru lainnya.Â
Ada berbagai pendapat mengatakan bahwa sektor pada bidang kesehatan dan bidang bioteknologi akan sangat diuntungkan oleh revolusi industri  ini. Akan tetapi, dalam transformasi ini akan  memberikan dampak positif bergantung pada bagaimana kita mengatur atau menavigasi risiko dan peluang yang muncul di sepanjang jalan.
Pertama-tama perlu kita ketahui mengenai pengertian atau maksud dari era revolusi industri 4. 0. Revolusi industi 4.0 merupakan suatu pola pikir yang dapat mengubah cara hidup, saat bekerja, atau saat berhubungan satu sama lain pada berbagai bidang tertentu. Untuk menghadapi era tersebut, maka kita perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita, khususnya mengenai tenaga kesehatan.
Sebelum munculnya era revolusi industri 4.0, terlebih dahulu adanya era revolusi ketiga.  Revolusi Industri Keempat ini dibangun di  atas Revolusi Industri Ketiga yang  biasa dikenal juga sebagai Revolusi Digital.Â
Revolusi digital atau revolusi industri ketiga ditandai oleh  proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di  semua bidang. Hal-hal ini merupakan tanda-tanda yang jelas dari munculnya Revolusi industri keempat. Salah satu contoh atau petanda khusus dari  revolusi industri keempat ini adalah  terjadinya  atau timbulnya aplikasi  artificial intelligence (AI).Â
Transformasi  pada Revolusi industri keempat ini memiliki perbedaan dari revolusi industri lainnya dalam beberapa  aspek. Aspek pertama adalah inovasi.Â
Inovasi dapat dikembangkan dan dapat disebarkan lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya. Aspek kedua adalah mengenai biaya produksi marginal. Terlihat adanya biaya produksi secara signifikan dan munculnya platform yang telah menggabungkan beberapa aktivitas konsentrasi di beberapa sektor dan meningkatkan agregat hasil.Â
Aspek ketiga adalah mengenai global. Revolusi  ini terjadi sudah pada tingkat  global  dan dapat mempengaruhi, serta  dapat dibentuk oleh hampir semua negara. Akibatnya, revolusi industri keempat ini akan memberikan dampak diberbagai tempat. Salah satu bidang yang paling banyak terdampak oleh Revolusi industri keempat adalah bidang kesehatan dan bioteknologi.
Revolusi  Industri  Keempat  dibangun  di  atas  Revolusi  Industri  Ketiga,  yang  jugadikenal  sebagai  Revolusi  Digital,  yang  ditandai oleh  proliferasi komputer  dan  otomatisasipencatatan di  semua bidang. Â
Otomatisasi di  semua bidang  dan konektivitas  adalah tanda-tanda  yang  nyata  dari  RI keempat.  Salah  satu  petanda  unik  dan  khusus  dari  RI  keempat adalah  terjadinya  aplikasi  artificial  intelligence  (AI). Â
Transformasi  pada  RI keempat  ini berbeda  dari  pendahulunya dalam  beberapa aspek.  Pertama, inovasi  dapat dikembangkan dan  disebarkan  lebih  cepat  dari sebelumnya.  Kedua,  adanya  penurunan  biaya  produksi marginal secara signifikan dan munculnya platform yang menggabungkan beberapa aktivitas konsentrasi di  beberapa sektor  dan meningkatkan  agregat  hasil.Â
Ketiga,  revolusi ini  terjadi pada  tingkat  global dan  akan mempengaruhi, serta dibentuk  oleh, hampir  semua  negara. Akibatnya, revolusi industri keempat ini akan berdampak sangat sistemik di banyak tempat. Salah satu bidang yang paling banyak terdampak oleh RI keempat adalah bidang kesehatan dan bioteknologi.  Bioteknologi adalah dasar  dalam  hampir semua proses  bioterapi farmasi dalam era RI keempat.Â
Teknologi ini banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis  yang  dapat  dipakai sebagai  terapi  untuk  berbagai  kondisi  dan  jenis  penyakit, Revolusi  Industri  Keempat  dibangun  di  atas  Revolusi  Industri  Ketiga,  yang  juga dikenal  sebagai  Revolusi  Digital,  yang  ditandai oleh  proliferasi  komputer  dan  otomatisasi pencatatan di  semua bidang.  Otomatisasi di  semua bidang  dan konektivitas  adalah tanda-tanda  yang  nyata  dari  RI  keempat. Â
Salah  satu  petanda  unik  dan  khusus  dari  RI  keempat adalah terjadinya  aplikasi  artificial  intelligence  (AI).  Transformasi  pada  RI  keempat  ini berbeda  dari  pendahulunya dalam  beberapa aspek. Â
Pertama, inovasi  dapat dikembangkan dan  disebarkan  lebih  cepat  dari  sebelumnya.  Kedua,  adanya  penurunan  biaya  produksi marginal secara signifikan dan munculnya platform yang menggabungkan beberapa aktivitas konsentrasi di  beberapa sektor  dan meningkatkan  agregat  hasil.Â
Ketiga,  revolusi ini  terjadi pada  tingkat  global dan  akan mempengaruhi,  serta dibentuk  oleh, hampir  semua  negara. Akibatnya, revolusi industri keempat ini akan berdampak sangat sistemik di banyak tempat. Salah satu bidang yang paling banyak terdampak oleh RI keempat adalah bidang kesehatan dan bioteknologi. Â
Bioteknologi adalah dasar  dalam  hampir semua proses  bioterapi farmasi dalam era RI keempat. Teknologi ini banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis  yang  dapat  dipakai  sebagai  terapi  untuk  berbagai  kondisi  dan  jenis  penyakit, Revolusi  Industri  Keempat dibangun  di  atas  Revolusi  Industri  Ketiga,  yang  juga dikenal  sebagai  Revolusi  Digital,  yang  ditandai oleh  proliferasi  komputer  dan  otomatisasi pencatatan di  semua bidang.  Otomatisasi di  semua bidang  dan konektivitas  adalah tanda- tanda  yang  nyata  dari  RI  keempat. Â
Salah  satu  petanda unik  dan  khusus  dari  RI  keempat adalah  terjadinya  aplikasi  artificial  intelligence  (AI).  Transformasi  pada  RI  keempat  ini berbeda  dari pendahulunya dalam  beberapa aspek. Â
Pertama, inovasi  dapat dikembangkan dan  disebarkan  lebih  cepat  dari  sebelumnya.  Kedua,  adanya penurunan  biaya  produksi marginal secara signifikan dan munculnya platform yang menggabungkan beberapa aktivitas konsentrasi di  beberapa sektor  dan meningkatkan  agregat  hasil.Â
Ketiga,  revolusi ini  terjadi pada  tingkat  global dan  akan mempengaruhi,  serta dibentuk  oleh, hampir semua  negara. Akibatnya, revolusi industri keempat ini akan berdampak sangat sistemik di banyak tempat. Salah satu bidang yang paling banyak terdampak oleh RI keempat adalah bidang kesehata dan bioteknologi.  Bioteknologi adalah dasar  dalam  hampir semua proses  bioterapi farmasi
Dalam era RI keempat. Teknologi ini banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis  yang  dapat  dipakai  sebagai  terapi  untuk berbagai  kondisi  dan  jenis  penyakit,
Dalam dunia kesehatan, berbagai bidang kesehatan ataupun bidang lainnya terutama sektor kesehatan. Sektor kesehatan merupakan sektor yang berkembang akibat sektor kesehatan ini mendapat pengaruh kuat dalam perkembangan era revolusi industri 4.0. Hal ini disebabkan karena teknologi pasa masa revolusi ini dapat digunakan untuk memeriksa atau memantau status kesehatan pada seseorang atau status kepatuhan pada seseorang atau pasien dalam mengkonsumsi obat yang  sudah diresepkan. Sehingga revolusi ini sangat membantu tenaga kesehatan dan tenaga farmasi untuk mencapai tujuan memberikan pelayanan yang baik pada pasien.
Bioteknologi merupakan dasar dalam hampir semua proses bioterapi  farmasi dalam era Revolusi industri keempat. Teknologi ini telah banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan-bahan biologis  yang dapat digunakan sebagai terapi dalam  berbagai  kondisi  dan jenis  penyakit yang akan disembuhkan, diharapkan dapat menyembuhkan penyakit yang bersifat mematikan.Â
Beberapa teknologi yang telah  berkembang dan  akan digunakan untuk penemuan-penemuan  baru adalah CRISPR, metoda komputasi dalam  pencarian obat baru,  penemuan  target obat lewat mikrobiota  usus, serta biologi sistem. Kesemuanya akan memberikan peluang yang akan digunakan untuk mengembakan obat-obatan yang kelak dapat memberikan penyembuhan yang diharapkan.
Terkhusus dalam bidang farmasi, revolusi Industri 4.0. Ini merupakan salah satu cara baru yang digunakan farmasis untuk mengelola industri farmasi dan dapat menggabungkan lingkungan yang berawal dari lingkungan online sebagai lingkungan yang bersifat offline.Â
Dapat diketahui, konsep ini dapat digunakan pada berbagai masalah manufaktur farmasi untuk secara signifikan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas, dapat mengurangi risiko dan mengurangi penghasilan limbah yang mungkin dapat berbahaya.Â
Selain meningkatkan pemantauan waktu dan pemantauan dari rantai pasokan ke konsumen akhir. Juga, ia berusaha untuk mengotomatisasi proses manajemen dan dokumentasi yang kompleks. Hal ini dilakukan untuk membuat adaptasi yang lebih efisien dengan persyaratan peraturan dari sektor ini.
Selain dilihat dari apa yang bisa diberikan, produsen produk farmasi harus tetap kompetitif dalam pemilihan pasar pertumbuhan yang kompleks. Setiap hari, regulator lebih tertarik pada pemantauan produk yang berkelanjutan dan menyeluruh. Tidak setahun sekali, revisi lebih sering dicari dalam setahun. Itulah kelebihan yang dapat ditawarkan oleh teknologi farmasi 4.0. Sehingga memperoleh kontrol proses yang terus menerus dan real-time.
Era revolusi industri 4.0 ini dapat dirasakan sampai ke Indonesia. Berbagai revolusi industri mulai terlihat terkhusus dalam bidang farmasi. Seperti yang terlihat pada Tribun kesehatan 2018, Pabrik milik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk ini pada Kamis (25/10/2018) lalu, telah diresmikan dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Perindustrian RI, Airlangga Hartarto.Hal idilakukan guna merealisasikan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia sekaligus dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan-bahan baku impor  yang berbasis kimia.Â
Kemenperin mencatat, industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional telah tumbuh sebesar 6,85 persen pada tahun 2017. Irwan menyampaikan,"Tujuan perluasan pabrik COD ini adalah untuk mengikuti permintaan pasar yang terus meningkat, sehingga membutuhkan ruang produksi yang lebih besar.Â
Selain itu, juga meminimalisir kesalahan pada proses pembuatan produk jamu Sido Muncul''. Pabrik COD baru ini sudah melewati tahap uji coba perdana pada 23 April 2018, tepat pada pukul 08.08 oleh Irwan Hidayat. Pabrik yang didirikan di atas lahan seluas 17.000 m2 dengan luas bangunan 28.000 m2 ini merupakan  suatu pengembangan dari pabrik sebelumnya yang dibangun pada 2007 yang lalu.Â
Pabrik COD telah lama didesain sesuai dengan kapasitas produksi saat itu, yaitu 80 juta sachet/bulan dengan proses produksi bersifat sistem tertutup dan semi otomatis.Â
Sedangkan Pabrik COD baru dapat menghasilkan 200 juta sachet/bulan dengan proses produksi full otomatis. Selain itu, pabrik COD baru memiliki gudang bahan baku dan bahan jadi, ruang pengemasan primer hingga tersier, gudang bahan kemas, ruang pembuatan cairan obat dalam, ruang persiapan bahan baku, dan ruang alat-alat utility.Â
Selain penandatangan prasasti, peresmian pabrik juga ditandai dengan pengguntingan pita yang dilakukan bersama-sama oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Kepala Badan POM RI Dr. Ir. Penny K. Lukito, M.CP., Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Muhammad Arif Sambodo, SE, MSi, Staf Ahli Bupati Heru Purwantoro, SSos, MM, dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Selain berita mengenai pabrik yang mulai memasuki era revolusi industri 4.0, terdapat contoh-contoh lain yang terlihat yang menandakan Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Seperti yang kita ketahui mengenai BPOM yang merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan telah bersiap menghadapi era revolusi industri 4.0.Â
Seperti yang tertera pada artikel "BPOM Bersiap Hadapi Revolusi Industri 4.0" pada website BPOM, tertera Jakarta -- Dunia, termasuk Indonesia, saat ini telah memasuki era revolusi industri 4.0, yaitu era yang menekankan pada pola digital economi, artificial intelligence, big data, robotik, dan lain sebagainya.Â
Revolusi industri ini telah turut mempengaruhi pola distribusi produk secara online, sehingga peredaran produk semakin masif dan luas ke seluruh negeri. Laporan Digital in 2018 in Southeast Asia menunjukkan penetrasi penggunaan internet di Indonesia mencapai 132,7 juta pengguna.Â
"Sekitar 40% pengguna internet di Indonesia melakukan pembelian jasa maupun produk secara online (praktik e-commerce). Hal ini membuat tantangan pengawasan semakin besar seiring risiko peredaran produk palsu dan ilegal di jalur offline dan online." Demikian disampaikan Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito saat membuka Sosialisasi Penerapan 2D Barcode Kepada Pelaku Usaha, Jumat (21/12).Â
Berdasarkan evaluasi awal tentang kesiapan negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0, Indonesia diperkirakan sebagai negara dengan potensi tinggi. Oleh karena itu, BPOM meningkatkan efektivitas pengawasan melalui intensifikasi penggunaan teknologi informasi dengan melibatkan pelaku usaha dan masyarakat.Â
Salah satunya dengan menginisiasi terobosan 2D barcode dalam dua tahun terakhir untuk meminimalisir peredaran obat dan makanan palsu atau tidak memenuhi syarat.Â
"Kami melakukan benchmarking penggunaan 2D barcode dalam pengawasan obat dan makanan di Turki dan Iran. Serta mengembangkan dan membahas konsep 2D barcode bersama stakeholder, para pakar, dan pelaku usaha untuk memastikan teknologi ini feasible dan siap diterapkan di Indonesia," ujar Penny K. Lukito.Â
Melalui gadget dalam genggaman, konsumen lebih mudah untuk melakukan identifikasi dan otentikasi produk dengan memindai 2D barcode untuk mengidentifikasi legalitas nomor izin edar produk.Â
Pada metode otentikasi, konsumen dapat membedakan antara produk asli dengan produk yang diduga palsu. Kode 2D barcode memuat identitas tertentu, misalnya nomor serial produk sebagai penanda keaslian produk. Identifikasi produk dengan 2D barcode diterapkan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas, obat tradisional, suplemen kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan. S
edangkan otentikasi produk dengan 2D barcode diaplikasikan untuk obat keras, produk biologi, narkotik dan psikotropika, obat bebas dan obat bebas terbatas tertentu, dan pangan diet khusus.
Masyarakat juga dapat melaporkan hasil pemindaian 2D barcode melalui aplikasi Track and Trace BPOM menggunakan aplikasi BPOM mobile. "Adanya 2D barcode pada produk obat dan makanan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen, karena membangun sistem di mana masyarakat turut terlibat dalam memutus rantai peredaran obat dan makanan yang tidak memenuhi ketentuan." tutupnya. (HM-Diyan).
 Sehingga sebagai seorang mahasiswa penting mengetahui perkembangan era revolusi industri 4.0. Sebagai seorang mahasiswa yang belajar pada perguruan tinggi, di harapkan Perguruan Tinggi merupakan lembaga formal yang dapat melahirkan tenaga kerja kompeten yang siap menghadapi industri kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi sumber daya manusia, di mana selayaknya dapat diperoleh saat mengenyam pendidikan formal di Perguruan Tinggi.
Indikator utama bagi suatu perguruan tinggi dalam mencapai kesuksesan bukan hanya dilihat dari kuantitasnya, melainkan kualitas lulusannya. Kesuksesan pada suatu negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang dapat diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga Perguruan Tinggi wajib dapat menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era globalisasi.
Dalam menciptakan sumber daya yang inovatif dan adaptif terhadap teknologi, diperlukan penyesuaian sarana dan prasarana pembelajaran. Seperti dalam hal teknologi informasi, internet, analisis big data dan komputerisasi. Perguruan tinggi yang menyediakan infrastruktur pembelajaran tersebut diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil dalam aspek literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Terobosan inovasi akan berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan perusahaan pemula berbasis teknologi, seperti yang banyak bermunculan di Indonesia saat ini.
Tantangan berikutnya adalah rekonstruksi kurikulum pendidikan tinggi yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kurikulum dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir mengatakan, "Sistem perkuliahan berbasis teknologi informasi nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas."
Sehingga dibutuhkan persiapan dalam menghasilkan lulusan yang mampu beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0. Salah satu cara yang dapat dilakukan Perguruan Tinggi ialah meningkatkan daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi calon mahasiswa. Berbagai tantangan sudah hadir di depan mata kita, sehingga para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa di era Revolusi Industri 4.0 dan persaingan global harus siap menghadapi era ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H