Sumber Photo Pojok satu.com
Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Rohut Sitompul, sering sekali menggunakan pepatah melayu “ mulutmu harimau mu “ untuk mengingatkan sesama temannya para legislator di Senayan Jakarta. Karena menurut Rohut Sitompul banyak diantara pernyataan yang keluar dari para Senator Senayan tersebut, kadang kadang kurang “pas” dan tidak jelas dasar hukumnya.
Seperti yang terjadi baru baru ini, ungkapan mulutmu harimaumu , terlontar kembali dari Rohut Sitompul, atas penolakannya terkait adanya upaya pendekatan Fahri Hamzah, yang telah dipecat dari seluruh keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada Ketua Umum Partai Demokrat , Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ditenggarai Rohut, kini setelah Fahri Hamzah di copot dari Partai PKS, Fahri Hamzah terlunta lunta dan berupaya untuk menyelamatkan diri dan bergabung dengan Partai Demokrat pimpinan SBY.
Menurut Rohut , Fahri Hamzah lupa dengan pepatah “ mulutmu Hari maumu “.
Sewaktu Fahri Hamzah masih jaya , selama 10 tahun, Fahri Hamzah duduk sebagai Senator Senayan, ia selalu mempermalukan presiden SBY dan keluarganya . Fahri waktu itu lupa diri. Seolah olah Indonesia ini milikinya. Sepertinya ia akan selamanya nongkrong di singasana kursi empuk DPR RI. Ia lupa, dengan pepatah “ Mulutmu harimaumu “ yang pepetah itu kini memakan dirinya sendiri.
Setelah dipecat Partai PKS, kini Fahri Hamzah terlunta lunta .ia tak memiliki Partai Politik. ia kini mencoba mencari perahu baru. Ia mendekati perahu Demokrat. Ia mencoba bermanis muka dengan SBY. Fahri lupa selama 10 tahun lamanya Fahri duduk di DPR RI, selama itu pula ia sering menghina SBY. Fahri lupa dengan pepatah “ Mulutmu harimaumu “ Mana mungkin SBY akan lupa penistaan Fahri ke SBY. Menurut Rohut, mana pula Fahri akan laku di partai demokrat besutan SBY tersebut.
"Karena Fahri tidak akan kami terima, karena itu yang saya bilang, mulutmu harimaumu," tegas Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Seharusnya Fahri Hamzah menyadari, selaku anggota Partai Bulat Sabit PKS yang berkiblat ke Islam, Allah Swt. Itu tidak suka kepada mereka yang sombong dan “ tamaruk “.
Kini Fahri mau apa lagi.
“ nasi sudah menjadi bubur “ Fahri sudah dipecat Partai PKS, Fahri tak memiliki Partai lagi.