Solusi
· Efektivitas Komunikasi Antar - Budaya
Seluruh proses komunikasi pada akhirnya menggantungkan keberhasilan pada tingkat ketercapaian tujuan komunikasi, yakni sejauh mana para partisipan memberikan makna yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Itulah yang dikatakan sebagai komunikasi antarbudaya yang efektif,sering disebut pula dengan efektivitas komunikasi antar budaya. Berikut ini ditunjukkan beberapa konsep yang berkaitan dengan efektivitas komunikasi (antarbudaya). Charley H. Dodd(1991, hlm 272) menjelaskan beberapa aspek yang patut dikaitkan dengan efektivitas komunikasi antarbudaya, yaitu
1. Aksioma (prinsip) komunikasi antarbudaya yang efektif: (1) komunikasi antarbudaya yang efektif sangat didambakan,(2) komunikasi antarbudaya yang efektif berkaitan dengan iklim komunikasi yang positif, dan (3) variabel komunikasi antarbudaya yang efektif harus dapat diidentifikasikasi.
2. Variabel kognitif dan personal yang dipakai untuk menerangkan komunikasi antarbudaya yang efektif terinci atas: (1) variabel yang berorientasi pada perilaku kerja antarbudaya,(2) perilaku yang berorientasi pada diri sendiri,(3) etnosentrisme,(4) toleransi terhadap situasi yang ambigu, (5) empati,(6) keterbukaan,(7) kompleksitias kognitif,(8) menyenangkan hubungan antarpribadi,(9) control personal,(10) kemampuan inovatif,(11) harga diri, dan (12) daya serap informasi.
· Faktor efektivitas Komunikasi Antar – Budaya
Menurut Billie J. Watstroom (1992, hlm 133), efektivitas komunikasi antarpersonal ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu(1) menghormati pribadi orang lain,(2) mendengarkan dengan senang hati,(3) mendengarkan tanpa menilai,(4) keterbukaan terhadap perubahan dan keragaman,(5) empati,(6) bersikap tegas, dan (7) kompetensi komunikasi.
Berdasarkan beberapa konsep komunikasi antarbudaya yang efektif di atas maka saya merumuskan suatu penjelasan efektivitas komunikasi antarbudaya dapat meliputi beberapa aspek, yakni:
1) Komunikasi yang efektif harus memperhatikan beberapa syarat, yaitu(1) jenis ketrampilan komunikasi macam manakah yang paling banyak dibutuhkan,(2) jenis ketrampilan berkomunikasi macam manakah yang dirasakan paling sulit?, (3) jika ada kesulitan maka dimanakah seseorang dapat memperoleh bantuan?, dan (4) kapankah jadwal yang tepat untuk memperbaharui ketrampilan berkomunikasi?
2) Kebanyakan komunikasi antarbudaya (yang merupakan komunikasi antarpribadi/ antarbudaya) bersifat oral/lisan. Karena itu. Aktivitas komunikasi seperti itu harus dapat menjawab beberapa pertanyaan mendasar: (1) what do you want to say, (2) how do you want to say,(3) to whom you want to say it, (4) to whom are you talking dan (5) meta-messages
3) Efektivitas komunikasi antarpersonal ditentukan oleh cara (1) menghormati pribadi orang lain,(2) mendengarkan dengan senang hati, (3) mendengarkan tanpa menilai, (4) keterbukaan terhadap perubahan dan keragaman, (5) empati, (6) bersikap tegas, dan (7) kompetensi komunikasi.
Mengutamakan Dialog
Menurut Charles N. Snare, konflik komunikasi antar budaya dapat diselesaikan melalui dialog yang baik, antara lain dengan identifikasi perspektif budaya. Memang muncul ketakutan terhadap terjadinya komunikasi lintas budaya. Jika kita melakukan semuanya dengan serba salah. Banyak orang mengasumsikan hal yang sama dan takut kalau lintas budaya menibulkan konflik sehingga dapat menghambat komunikasi yang efektif. Seseorang mungin takut sekali bahwa orang lain tidak mengakui dia, tidak memperhatikan dia, ini karena adanya kesadaran yang berbeda. Dapat diingat bahwa tidak semua kebudayaan senang dengan komunikasi langsung, karena itu mungkin sekali pihak ketiga yang menyumbang konflik itu. Dia mengatakan bahwa hanya dengan bantuan komunikasi kita dapat menyelesaikan berbagai konflik. Disini konflik harus dipandang sebagai unsur alamiah dari komunikasi yang mengalami hambatan, knflik hadir sebagai katalisator untuk memperbesar pengertian dan kerja sama antar manusia.
Mutual Understanding