Mohon tunggu...
Andi P. Rukka
Andi P. Rukka Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang belajar menjadi birokrat

Menulis untuk menebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kuncup Demokrasi dari Tepi Danau Lampulung (Bagian Ketiga)

12 Agustus 2022   19:21 Diperbarui: 23 Agustus 2022   04:35 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sumber informasi lain yang juga menguraikan tentang kondisi sebelum Wajo terbentuk adalah epos I La Galigo. Karya sastra terpanjang dalam sejarah ini menceritakan tentang tokoh yang bernama Sawerigading Putra Datu Luwu yang merupakan keturunan dari Batara Guru. 

Tokoh ini diceritakan datang ke Kerajaan Cina setelah melewati berbagai rintangan untuk menikahi We Cudai, seorang gadis yang berasal dari Kerajaan Cina. Konon, perburuan Sawerigading terhadap We Cudai karena wajah Wecudai yang cantik jelita serupa dengan saudara kandungnya.

Dari pernikahan mereka, lahirlah La Galigo yang merupakan tokoh utama dalam epos tersebut. Kerajaan Cina (perlu dibedakan dengan Kekaisaran Tiongkok, China), adalah sebuah kerajaan tua yang diperkirakan terletak di sekitar Danau Tempe. Kerajaan yang berdiri di sekitar Lembah Sungai Cenranae ini diperkirakan telah eksis pada sekitar abad ketiga belas masehi. 

Jika betul demikian, lokasi Kerajaan Cina ini kelak merupakan bagian dari Kerajaan Wajo. Kerajaan Cina disebut sebagai cikal bakal lahirnya peradaban Bugis di Sulawesi Selatan.  

Dalam LSW disebutkan bahwa dari Kerajaan Cina inilah datang seorang pangeran yang bernama La Paukke bersama pengikut-pengikutnya yang mengembara dan tiba di Cinnongtabi dan mendirikan Kerajaan Cinnongtabi. Dialah yang kemudian menjadi leluhur pemuka-pemuka masyarakat Wajo.

Dari berbagai sumber informasi yang diuraikan di atas, kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya sudah banyak unit politik yang tersebar di berbagai tempat dan terbentuk sebagai komunitas yang memiliki adat istiadat dan budayanya masing-masing. Besar kecilnya kaitan mereka terhadap pembentukan Wajo, akan terlihat dalam uraian-uraian kita berikutnya.


Bersambung .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun