Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

G.G.P. (Gara-Gara Pentol)

25 Maret 2022   09:05 Diperbarui: 25 Maret 2022   09:12 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Skill Rayuan maut Tissa pun dikeluarkannya dengan memperlihat muka kasian dengan mata sedih seperti tidak makan 3 hari 3 malam.

"Kunti? Siapa itu, seram amat tu nama?" Tanya Liya. lalu Ia menguap untuk kedua kalinya.

"Anak kos sebelah paling ujung, nama panjangnya Rukun tisari, panggilannya aja kunti, temenin dong Lii" namun Liya tidak merespon, ia menggaruk-garuk kepalanya karena masih mengantuk. Dengan rasa terpaksa Tissa mengeluarkan jurus terakhirnya dan 99,9 persen orang pasti tidak akan menolaknya.

 "Oke Gue Traktir lo" ucap Tissa.

Mata Liya terbuka lebar, Lubang hidungnya membesar, dan rasa ngantuknya hilang seketika. Liya menoleh kearah Tissa dengan penuh suka cita.

"Iyaa, gua traktir lo, tapi jangan porsi jumbo ya, awas aja porsi jumbo." tambah Tissa, matanya kali ini sinis.

"Oke sippp My princess,,,," jawab Liya terlihat ujung ibu jari dan telunjuknya bertemu.

Mereka berdua pun berangkat kewarung nasi goreng  itu menggunakan sepeda motor milik Tissa, jalan begitu sepi, melewati gang kecil lalu memasuki jalan aspal yang begitu besar kearah kanan. hawa dingin mulai terasa menusuk kulit. Untungnya Tissa dan Liya menggunakan Stweater. sesekali terdengar kicauan burung pelatuk dan jangkrik yang bersahutan. Jalan yang memperhubungkan jalan akses gang kos Liya dan tissa ke jalan besar memang tergolong masih sepi, rumah dan bangunan masih belum terlalu ramai, karena jalan itu termasuk baru. Liya yang dibonceng Tissa merasa kedinginan yang luar biasa. Lalu ia meyimpulkan tangannya. Tidak ada rumah dan bangunan ia lewati.  Namun ditengah perjalanan Tiba-tiba motor yang mereka kendarai mendadak berhenti.

"Lo kok berhenti Tiss," Tanya Liya.

"Gak tau ni tiba-tiba berhenti, kita turun dulu, gue mau periksa motornya dulu,"

Tissa pun menghidupkan motornya beberapa kali, namun tetep saja tidak hidup. Angin malam bertiup pelan, bunyi katak sesekali terdengar, membuat bulu kuduk  berdua berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun