Tilo dan kakaknya Sushi dari tadi cuman cengar cegir melihat orang tuanya bertengkar hanya karena tontonan dari acara televisi
 "Mak kami ikut kegiatan pramuka di tepi sungai dekat kebun sawit pak dukos, seru sekali mak, kami menjelajah ditepi sungai itu, badanku lelah sekali." Ucap Sushi dengan muka polosnya.
"Apa, kamu pergi kesungai itu...."Â Â Ibunya terdongak mendengar perkataan putrinya.
 "Kak, ibu kan sudah bilang jangan pernah main dekat sungai itu?"
 tatapan ibunya mulai serius dan suasana berubah menjadi hening
"Tapi Sushi tidak sendiri kok mak, sama teman-teman satu sekolah Sushi." Â ia mejelaskan.
"Iya ibu tau kakak sama teman-teman kakak tapi Ibu khawatir sama kakak,"
 ibunya mengambil posisi duduk mengambil nafas sejenak, "tapi paling tidak Kakak ijin dulu sama emak atau ayah, hidup emak pernah hancur karena peristiwa yang ada dilokasi sungai itu, Ibu tidak mau kehilangan orang yang emak cintai dan sayangi sepenuh hati untuk kedua kalinya. Ibu tau rasanya ditinggalkan, sakit.. Ibu tidak pernah meminta apapun sesuatu yang lebih., yang ibu inginkan hanyalah keluarga kita baik dan sehat semuanya." Kalimat yang penuh sesak saat diucapkan dan tak sadar wanita paruh baya itu menitikkan air mata.
Sushi diam dan sedikit kaget mendengar respon ibunya yang tidak seperti tidak biasanya, dengan polosnya ia mendekati ibunya dan mendekat wanita paruh baya itu, Si anak remaja Sushi tidak sepenuhnya tau apa yang dirasakan ibunya. Si bocah perempuan itu berpikir bahwa sekarang ia punya salah terhadap ibunya.
"Mak, Sushi minta maaf , Sushi janji gak akan main kesungai itu lagi dan Sushi minta maaf karena Sushi tidak ijin tadi sore, karena Sushi langsung diajak sama teman-teman Sushi"Â
Ucap Sushi langsung memeluk ibunya dengan terisak dan tangisan yang mulai memecah suasana hening. Ibunya yang sedikit menyesal atas apa yang barusan ia kataan dengan nada yang tidak seharusnya, ia pun memegang kepala putrinya  dan sesekali mengusap rambut panjangnya.