Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keluarga Daun Singkong

24 Maret 2022   09:55 Diperbarui: 24 Maret 2022   10:00 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teriakan anak kecil itu kian kencang  sambil mengangkat kedua tangannya isyarat meminta diangkat dari atas.

"Kamu ini, seperti tidak ada tempat lain untuk bermain." Ucap ibunya mendengus sambil menggelengkan keduanya.

"Emak, Tilo tadi kan cari kelereng tilo jatuh dilantai menggelinding, ketika Ketika mau ambil kelerengnya, Tilo langsung jatuh kesitu, terus Tilo ada liat Ular mak."   Jelas anak bocah laki-laki itu dengan muka polosnya sontak membuat perempuan paruh baya dan anak perempuan itu terkejut.

"Ha.. Ular, mana ular Tilo, kamu gak digigitkan." Ucap Ibunya sontak membuat Pompa darahnya mengalir lebih cepat sambil meraba-raba tubuh anak kecil itu khawatir anaknya digigit ular.

"Itu maaaaaak,"

 bocah laki-laki itu menunjuk kebawah rumahnya tempat ia terjatuh. Ibunya dan kakaknya dengan reflex sedikit mundurkan melangkahnya. Ibunya semakin mempertajam penglihatannya kearah bawah rumah yang bolong dan Ternyata itu hanyalah seekor cacing yang berada permukaan tanah mungkin sedang kepanasan. Ibunya kembali menggelengkan kepalanya sambil mengerutkan keningnya karena saking gemasnya terhadap bocah kecilnya itu.

"Tiloku sayang, itu bukan Ular.. itu cuman cacing yang sedang kepanasan makanya ia keluar." Ibunya kemudian menyentuh idungnya dengan pelan.

"Tilo kira itu ular ma, soalnya gak ada kakinya, maafin Tilo ya mak lantainya jadi bolong gara-gara tilo"  Terangnya dengan raut muka sedih.

"Udah, tidak apa-apa nanti ayah yang memperbaikinya ,laki-laki harus kuat, sekarang kamu main dihalaman rumah dulu ya ibu mau masak dulu, sebentar lagi ayah pulang."  

ujar ibunya kemudian Ia pun melanjutkan pekerjaannya didapur sedangkan Tilo langsung berlari kehalaman.

Keluarga Sederhana penuh kehangatan yang tinggal di Pedalaman Kalimantan, tinggal dirumah sederhana berukuran 8 x 10 Meter, beratap daun sagu, berlantai papan panjang berukuran 4 meter disetiap kepingnya, dinding yang dilapisi semen kawat tipis menjadikan ketahannya cukup kokoh. Dikedua sisi rumah terdapat dua jendela kayu yang dilapisi cat minyak berwarna merah, bagian belakang  rumah terdapat sungai yang biasa digunakan untuk aktivitas mandi dan mencuci pakaian, di halaman teras depan terdapat dua sepeda yang biasa digunakan untuk aktivitas sehari-hari, disamping halaman rumah terdapat lapangan yang biasa digunakan untuk menjemur padi ataupun hasil panen lainnya. Meski sangat sederhana dan terkadang serba kekurangan tidak hal apapun yang wanita paruh baya itu syukuri selain mempunyai keluarga kecilnya yang didasari cinta dan keindahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun