Tapi sayang, ketika mengecek laman mereka, saya tak menemukan fakultas yang saya cari. Di sana hanya ada pendidikan keguruan.
Akhirnya pencarian itu berulang pada akhir 2018 karena saya penasaran. Saat itu tebersit, "Mungkin mereka menambah fakultas." Saya kembali mendarat pada laman mereka dan menemukan di sana ada program studi ilmu komunikasi, dan beragam program studi ilmu sosial lain.Â
Baca juga : Kuliah Maning di Universitas Terbuka, Kembali Belajar dengan Penyesuaian di Masa Pandemi
Saya kemudian mendalami cara mendaftar melalui katalog yang mereka sediakan pada laman itu dan memutuskan mendaftar secara langsung di Kantor UPBJJ Jakarta pada Desember 2018
Lalu, kenapa akhirnya saya memilih Universitas Terbuka?
1. Biaya kuliah terjangkau
Pada alinea keempat saya tulis ada 'celah keuangan' pada penganggaran saya yang dapat digunakan untuk kuliah. Ternyata besarannya tak jauh berbeda dengan biaya kuliah per semester di Universitas Terbuka.
Pada pendaftaran awal saya hanya membayar Rp1.300.000 untuk program studi ilmu komunikasi S-1 sistem paket tanpa TTM. Angka itu mencakup pembayaran SKS tujuh mata kuliah (total 21 SKS pada semester satu), tujuh bahan ajar (atau modul), biaya UAS dan lainnya.
Pada semester kedua, biayanya sama, yakni Rp1.300.000 untuk enam mata kuliah (18 SKS). Tak ada biaya uang pangkal atau uang gedung, karena Universitas Terbuka menggunakan model belajar jarak jauh atau daring.
2. Fleksibel
Ada dua layanan tutorial dari Universitas Terbuka bagi para mahasiswa. Pertama, tutorial online (tuton), dan kedua, tutorial tatap muka (TTM).