Mohon tunggu...
Anatasia Wahyudi
Anatasia Wahyudi Mohon Tunggu... Freelancer - i am dreamer!

Ordinary people and stubborn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Filsafat Melalui Film "The Life of David Gale"

31 Januari 2021   13:00 Diperbarui: 31 Januari 2021   14:28 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.imdb.com/title/tt0289992/mediaviewer/rm3757086976/

Tiga hari sebelum eksekusi di lakukan, Gale meminta seorang jurnalis bernama Bitsy untuk menuliskan kisahnya. Awalnya, Bitsy menolak karena ia merupakan jurnalis yang fokus membela korban pelecehan seksual. Bitsy pun memikirkan penasaran dengan alasan Gale memilihnya.

Dengan rasa penasaran itu, Bitsy mendatangi Gale di penjara. Setelah bertemu Gale, ia menganggap bahwa Gale ialah ayah yang baik dan tidak mungkin ia membunuh sahabatnya sendiri. Dan saat itulah ia mulai penasaran tentang kebenaran dibalik  kematian Constance. Bitsy pun menemukan rekaman video saat Constance dibunuh. Video tersebut tak utuh. Ia pun mencari bukti tentang kebenaran kasus tersebut.

Bitsy pergi ke rumah Constance. Ia mencoba mempraktekkan yang dilakukan Constance dalam video. Ia pun yakin bahwa Constance mati bukan karena dibunuh, tetapi karena bunuh diri. Bitsy harus menemukan video yang utuh. Atas nalarnya, Bitsy meminta rekan jurnalisnya untuk mengulur waktu agar ia dapat menemukan bukti di rumah rekan Gale dan Constance. Dalam video yang ditemukan, benar adanya bahwa Constance bukanlah dibunuh melainkan  bunuh diri.

Sayangnya, saat tiba di penjara untuk membuktikan Gale tidak bersalah, Gale sudah dieksekusi. Gale dan Constance mengorbankan diri mereka untuk membuktikan vonis hukuman mati bisa saja dijatuhkan kepada orang yang tidak bersalah.

Dari film tersebut, dapat dipelajari pentingnya logika, penalaran dan bersikap kritis untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam berpikir.

Isi

  • Logika sebagai sarana berpikir Ilmiah

Secara harfiah, logika berasal dari Bahasa Latin yaitu logos yang berarti perkataan atau sabda. Kemudian diadaptasi ke Bahasa Arab dengan mantiq da nataqa artinya berucap atau berkata. Menurut Luis Ma'luf, kata Mantiq diartikan sebagai hukum yang memelihara hati Nurani dari kesalahan dalam berpikir.

Secara terminologis, logika didefinisikan sebagai teori tentang penyimpulan yang sah. Pada dasarnya penyimpulan bertitik tolak dari suatu pangkal pikir tertentu yang didasarkan pada suatu konsep yang dinyatan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep memiliki himpunan, keluasan dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal. Jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.

Model dan Cara Kerja Logika

Logika Induktif yaitu cara berpikir dimana ditarik kesimpulan bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Dalam penarikan kesimpulan induktif, walaupun premis-premisnya benar dan prosedur penarikan kesimpulannya sah, belum tentu kesimpulannya benar.

Logika deduktif ialah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi ialah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesumpulan ini biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan sogismus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun