Menurut KHD tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian dalam proses menuntun, guru perlu mengetahui kebutuhan belajar murid yang sesuai agar ia bisa tumbuh selaras dengan kodratnya.
2) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.2. Peran dan Nilai Guru Penggerak
Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikan. Guru Penggerak juga harus sadar dengan nilai-nilai Guru Penggerak yang disandangnya yaitu 1) berpihak pada murid, 2) reflektif, 3) mandiri, 4) kolaboratif, serta 5) inovatif. Demikian juga Guru Penggerak harus memahami perannya yaitu 1) menjadi pemimpin pembelajaran, 2) menjadi coach bagi guru lain, 3) mendorong kolaborasi, 4) mewujudkan kepemimpinan murid, dan 5) menggerakkan komunitas praktisi. Aktualisasi peran dan nilai-nilai guru penggerak sangat sesuai dengan bagaimana melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan kesadaran akan nilai dan peran guru penggerak.
3) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.3. Visi Guru Penggerak
Komunitas sekolah jika ingin berubah, maka harus mau berefleksi dan menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan. Kita ingat kembali dalam proses BAGJA yang dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid atau berpihak kepada murid. Hal tersebut adalah yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi, yang orientasinya pada kebutuhan belajar murid (berpihak pada murid).
4) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.4 Budaya Positif
Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan "learning community" atau komunitas belajar, yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Sehingga guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun atmosfir lingkungan positif yang isinya komunitas pembelajar. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri namun dalam satu kesatuan ekosistem di sekolah. Dibutuhkan kolaborasi yang baik dari seluruh warga sekolah dan dilakukan secara konsisten. Jika atmosfir lingkungan positif ini terwujud, maka budaya positif di sekolah juga terwujud. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil dengan optimal.
Demikian sajian koneksi antar materi dalam modul 2.1, semoga sajian ini bermakna bagi para pendidik lainnya. Mari kita berani mengawali dengan langkah konkrit untuk merancang pembelajaran, merancang penilaian, dan melaksanakan hasil rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid kita. Sehingga kita bisa memastikan bahwa semua murid diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat, murid dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, serta guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H