Mohon tunggu...
ANASTASIA IDA RISTIANI
ANASTASIA IDA RISTIANI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya seorang guru di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Saat ini saya ingin mengembangkan diri dengan cara menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.1

24 Februari 2023   23:10 Diperbarui: 24 Februari 2023   23:13 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Disajikan oleh         : Anastasia Ida Ristiani, S.Si

Unit Kerja                  : SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta

CGP Angkatan VII

A. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Pada modul 2.1 mempelajari tentang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Dalam modul ini kita diajak belajar bagaimana sebagai guru dapat menyediakan pengalaman belajar yang memastikan bahwa semua murid dengan segala keragamannya dapat kita penuhi kebutuhan belajarnya, sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan setelah lulus atau menyelesaikan setiap jenjang pendidikannya. Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru mewujudkan hal ini.

Modul 2.1 juga tidak bisa dilepaskan dari modul sebelumnya, yaitu modul 1.1-1.4. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi, maka kitab isa mempelajari tentang: 1) pengertian pembelejaran berdiferensiasi, 2) strategi pembelajaran berdiferensiasi, 3) penialian pembelajaran berdiferensiasi, 4) alasan pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil, dan 5) peran kepala sekolah dalam pembelajarn berdiferensiasi.

B. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Pembelajaran berdiferensiasi juga diartikan sebagai serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut terkait dengan: 1) Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, 2) Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, 3) Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang "mengundang' murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, 4) Manajemen kelas yang efektif, dan 5) Penilaian berkelanjutan.

Pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilaksanakan dengan terlebh dahulu mengetahui kebutuhan murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat melihat kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek: 1) kesiapan belajar murid (readiness), 2) minat murid, dan 3) profil belajar murid.

1) Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep atau keterampilan baru. Perspektif untuk menentukan kesiapan belajar murid yang terdapat dalam Equalizer yang diperkenalkan oleh Tomlinson (2001: 47) tersebut adalah:

a. Bersifat mendasar --- Bersifat transformative

b. Konkret --- Abstrak

c. Sederhana --- Kompleks

d. Terstruktur --- Terbuka (Open Ended)

e. Tergantung (dependent) --- Mandiri (Independent)

f. Lambat --- Cepat

Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ), tetapi lebih pada informasi apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan pengetahuan atau keterampilan baru yang akan diajarkan. Sehingga tujuan memerhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar ini adalah untuk memastikan bahwa semua siswa diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat (Santangelo & Tomlinson (2009) dalam Joseph et.al (2013: 29)).

2) Minat Murid 

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis minat, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar; 2) mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran; 3) menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan; 4) meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk menarik minat murid: 1) menciptakan situasi pembelajaran yang menarik perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb), 2) menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat individu murid, 3) mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang dipelajari murid, 4) menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning), dsb.

3) Profil Belajar Murid Profil Belajar 

Tujuan dari memerhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien. Sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri.

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor: 1) preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb, 2) pengaruh budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal -- impersonal, serta 3) preferensi gaya belajar.

Gaya belajar ini bisa: 1) visual: belajar dengan melihat (materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb), 2) auditori: belajar dengan mendengar (mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik), 3) kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb), dan 4) preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences), yaitu visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, dan logic-matematika.

Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk mengetahui kebutuhan belajar murid antara lain: 1) mengamati perilaku murid-murid mereka, 2) mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid, 3) melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut, 4) mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid, 5) mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas; 6) bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid, 7) membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya, 8) berbicara dengan guru murid sebelumnya; 9) membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini, 10) melakukan penilaian diagnostic, 11) melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid, dan 12) mereview serta melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka. 

C. Strategi Pembelajaran Diferensiasi

Strategi pembelajaran berdiferensiasi ada 3 yaitu: diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Namun ketiga strategi ini tidak dapat dipisahkan dengan diferensiasi lingkungan belajar.

1) Diferensiasi Konten 

Strategi ini berhubungan dengan dengan aspek kesiapan belajar, aspek minat murid, dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

2) Diferensiasi Proses

Cara diferensiasi proses di antaranya: 1) kegiatan berjenjang, 2) menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari, 3) membuat agenda individual untuk murid, misalnya guru membuat daftar tugas berisi pekerjaan umum untuk semua kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid, 4) memfasilitasi lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas, 5) mengembangkan kegiatan yang bervariasi yang mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kinestetik, dan 6) menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan, kemampuan dan minat murid. Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang oleh guru.

3) Diferensiasi Produk

Mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya.

4) Lingkungan yang Mendukung Pembelajaran yang Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan "learning community" atau komunitas belajar yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Sehingga dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun atmosfir lingkungan positif. 

D. Penilaian Pembelajaran Berdiferensiasi

Proses penilaian memegang peranan yang sangat penting karena berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam kelas, kita dapat memandang penilaian dalam 3 perspektif:

1) Assessment for learning - Penilaian yang dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Penilaian ini berfungsi sebagai penilaian formatif, sering disebut juga sebagai penilaian yang berkelanjutan (ongoing assessment).

2) Assessment of learning - Penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Berfungsi sebagai penilaian sumatif.

3) Assessment as learning - Penilaian sebagai proses belajar dan melibatkan murid-murid secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Penilaian ini juga dapat berfungsi sebagai penilaian formatif.

Penilaian sumatif dilakukan setelah sebuah unit atau proses pembelajaran selesai, sehingga biasanya hasilnya digunakan untuk membuat keputusan tentang sang anak, misalnya untuk memutuskan nilai rapor anak, kenaikan kelas, dsb. Sedangkan penilaian formatif dilakukan saat proses pembelajaran masih berlangsung dan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi, tidak hanya secara tertulis, tetapi bisa melalui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari: mengamati, menanya, merefleksi, berdiskusi (baik dengan teman sebaya maupun guru), dan sebagainya. Sehingga dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi, penilaian formatif memegang peranan yang sangat penting.

E. Alasan Pembelajaran Berdiferensiasi dapat Berhasil

Pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil memenuhi kebutuhan belajar murid karena:

1) bersifat proaktif

2) menekankan kualitas daripada kuantitas

3) berakar pada penilaian

4) menggunakan pendekatan konten, proses, dan produk serta lingkungan belajar yang mendukung

5) berpusat pada murid

6) perpaduan pembelajaran seluruh kelas, kelompok, dan individu

7) bersifat organik dan dinamis

F. Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dan Membantu Mencapai Hasil Belajar yang Optimal?

Berdasarkan ulasan materi dari modul 2.1 hal-hal yang dapat dilakukan agar pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal adalah:

1) Guru memahami bahwa orientasi pembelajaran berdiferensiasi adalah kebutuhan belajar murid.

2) Guru melakukan tindakan yang cocok untuk mengetahui kebutuhan belajar murid dengan berbagai cara, misalnya: 1) mengamati perilaku murid-murid, 2) mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki murid, 3) mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali murid, 4) mereview serta melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka, dsb.

3) Guru menyadari bahwa kebutuhan belajar murid dapat ditinjau dari aspek: 1) kesiapan belajar murid (readiness), 2) minat murid, dan 3) profil belajar murid.

4) Guru menggunakan pendekatan yang beragam dalam pembelajaran berdiferensiasi, yaitu dengan strategi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk serta diferensiasi lingkungan belajar.

5) Guru memahami bahwa proses penilaian memegang peranan yang sangat penting karena penilaian berfungsi seperti sebuah kompas yang mengarahkan dalam praktik pembelajaran berdiferensiasi.

6) Guru harus bisa merancang pembelajaran, merancang penilaian, dan melaksanakan sesuai dengan rancangan yang dibuat.

7) Guru dapat berkolaborasi dengan pendidikan lainnya agar bisa melakukan refleksi dan review terhadap praktik pengajarannya.

8) Guru aktif dalam forum diskusi untuk sharing pengalaman-pengalaman praktik baik terlebih pembelajaran berdiferensiasi.

9) Guru aktif mencari literatur tentang pembelajaran berdiferensiasi.

10) Guru menyadari bahwa ia memegang peran penting dalam membangun atmosfir lingkungan positif. 

11) Kepala Sekolah aktif berperan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi dengan cara: 1) menempatkan diri sebagai pemimpin pembelajaran, 2) meningkatkan kasitas dan kompetensi guru, dan 3) membangun sistem yang membantu guru menerapkan prinsip dan praktik yang dipelajari.

G. Kaitan Materi dalam Modul 2.1 dengan Modul 1.1-1.4

1) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.1. Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara.

Menurut KHD tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian dalam proses menuntun, guru perlu mengetahui kebutuhan belajar murid yang sesuai agar ia bisa tumbuh selaras dengan kodratnya.

2) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.2. Peran dan Nilai Guru Penggerak

Guru Penggerak diharapkan dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikan. Guru Penggerak juga harus sadar dengan nilai-nilai Guru Penggerak yang disandangnya yaitu 1) berpihak pada murid, 2) reflektif, 3) mandiri, 4) kolaboratif, serta 5) inovatif. Demikian juga Guru Penggerak harus memahami perannya yaitu 1) menjadi pemimpin pembelajaran, 2) menjadi coach bagi guru lain, 3) mendorong kolaborasi, 4) mewujudkan kepemimpinan murid, dan 5) menggerakkan komunitas praktisi. Aktualisasi peran dan nilai-nilai guru penggerak sangat sesuai dengan bagaimana melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Untuk mewujudkan keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi dibutuhkan kesadaran akan nilai dan peran guru penggerak.

3) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.3. Visi Guru Penggerak

Komunitas sekolah jika ingin berubah, maka harus mau berefleksi dan menggali lebih dalam hal-hal yang bermakna, untuk kemudian diinternalisasi dan dijadikan sebagai bahan perbaikan-peningkatan dalam menjalankan perubahan demi perubahan. Kita ingat kembali dalam proses BAGJA yang dimulai dengan filosofi dan visi yang berpusat pada kepentingan murid atau berpihak kepada murid. Hal tersebut adalah yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi, yang orientasinya pada kebutuhan belajar murid (berpihak pada murid).

4) Keterkaitan Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid dengan Materi Modul 1.4 Budaya Positif

Pembelajaran berdiferensiasi harus dibangun dengan "learning community" atau komunitas belajar, yaitu komunitas yang semua anggotanya adalah pembelajar. Sehingga guru memiliki peran yang sangat penting dalam membangun atmosfir lingkungan positif yang isinya komunitas pembelajar. Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri namun dalam satu kesatuan ekosistem di sekolah. Dibutuhkan kolaborasi yang baik dari seluruh warga sekolah dan dilakukan secara konsisten. Jika atmosfir lingkungan positif ini terwujud, maka budaya positif di sekolah juga terwujud. Sehingga pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil dengan optimal.

Demikian sajian koneksi antar materi dalam modul 2.1, semoga sajian ini bermakna bagi para pendidik lainnya. Mari kita berani mengawali dengan langkah konkrit untuk merancang pembelajaran, merancang penilaian, dan melaksanakan hasil rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid kita. Sehingga kita bisa memastikan bahwa semua murid diberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat, murid dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, serta guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun