Mohon tunggu...
ANANDA PUTRA PRASETYO
ANANDA PUTRA PRASETYO Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang kreatif dan berinovasi untuk menciptakan ide-ide publik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Surat Kabar Digital sebagai Media Konvergensi dalam Perubahan Sosial dan Politik di Indonesia

8 Juli 2023   03:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   04:21 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pers menyadari bahwa sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Pers memenuhi kebutuhan sosial masyarakat melalui fungsi seperti memberikan informasi, edukasi, dan hiburan (Effendy, 1993: 65). Dengan melakukan kritik, kontrol, koreksi, dan pengawasan terhadap lingkungan, pers memenuhi kebutuhan sosial tersebut (Effendy, 1995: 27). 

Dengan meningkatkan kualitas penerbitan pers, diharapkan kredibilitas pers dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk tetap membacanya. Sebaiknya, media pers konvensional mulai memikirkan untuk membuka medianya secara online melalui internet, seperti yang telah dilakukan oleh H.U. Kompas dan Republika pada tahun 1994. Dengan bergabung dengan "musuh", media pers konvensional dapat tetap bertahan dengan aman.

Dalam kehidupan kita, teknologi adalah mata uang yang penting, seperti yang diungkapkan oleh Naisbitt dan Philips (2001: 53). Dengan semua perangkat dan revolusi yang terjadi, teknologi memegang peranan yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia.

Sosial Politik di Indonesia

Istilah sosio politik terdiri dari dua kata, sosiologi dan politik, yang merujuk pada ilmu yang mempelajari masyarakat dan kekuasaan. Sosiologi berkaitan dengan kajian tentang masyarakat, kelompok sosial, dan perilaku individu dan kolektif dalam konteks sosial. Sementara itu, politik adalah ilmu yang mempelajari konsep kekuasaan. Dengan demikian, sosiologi politik berkaitan dengan kajian tentang kekuasaan, pemerintahan, wewenang, dan perintah dalam berbagai masyarakat manusia, tidak hanya terbatas pada masyarakat nasional.

Hubungan antara masyarakat dan politik sangat erat. Dunia politik haruslah terintegrasi dengan dunia sosial masyarakat. Masyarakat menjadi penghubung antara aspek sosial dan politik. Dalam aksi politik, keterlibatan masyarakat sangatlah penting karena masyarakat berperan sebagai aktor dalam politik. Sebaliknya, dalam kehidupan bermasyarakat, unsur politik juga tidak bisa dihindari.

Di Indonesia, istilah sosial dan politik sudah dikenal sejak lama. Negara ini telah aktif di bidang politik sejak merdeka. Dalam sejarahnya, Indonesia telah mengalami tiga fase pemerintahan, yaitu demokrasi terkelola atau orde lama di bawah kepemimpinan Soekarno setelah merdeka, kemudian Orde Lama di bawah Soeharto, dan era reformasi yang dimulai setelah Soeharto lengser pada tahun 1998.

Setiap fase ini memiliki catatan sejarah yang berbeda, baik dan buruk, yang membentuk dan mempengaruhi kondisi saat ini dalam era reformasi. Tujuan perubahan fase tersebut sebenarnya adalah untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik. Sistem pemerintahan lama yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat Indonesia diubah. Namun, terlepas dari itu semua, Indonesia sebagai negara multikultural dengan masyarakat yang dinamis tetap menghadapi berbagai permasalahan, terutama dalam dunia politik.

Keberadaan persaingan dalam dunia politik telah menjadi sebuah permasalahan yang sudah dirasakan sejak dulu hingga sekarang. Persaingan itu dapat datang dalam bentuk yang sehat maupun tidak sehat. Persaingan sehat memberikan dampak yang positif bagi semua orang, namun persaingan yang tidak sehat memberikan dampak yang negatif bagi semua pihak. Persaingan yang tidak sehat ini sering kali terjadi dalam bentuk saling menjatuhkan, saling menghina, mencaci, bahkan saling menyakiti. Hal ini masih sering terjadi sampai saat ini. 

Terdapat banyak kontes yang tidak adil yang terjadi antara satu partai politik dengan partai lainnya. Aksi-aksi tidak sehat tersebut dilakukan oleh anggota partai politik, pengurus partai politik, anggota partai, dan bahkan warga negara yang sebenarnya tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang politik tetapi memutuskan untuk terlibat dalam aksi tersebut. 

Sangat disayangkan jika permasalahan ini terus berlanjut di negara kita yang kita cintai ini. Banyaknya partai politik seharusnya menjadi sebuah bentuk pluralitas bangsa yang dapat menyatukan, bukan memecah belah, apalagi merusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun