Mohon tunggu...
ANANDA PUTRA PRASETYO
ANANDA PUTRA PRASETYO Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang kreatif dan berinovasi untuk menciptakan ide-ide publik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Surat Kabar Digital sebagai Media Konvergensi dalam Perubahan Sosial dan Politik di Indonesia

8 Juli 2023   03:00 Diperbarui: 8 Juli 2023   04:21 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selaras dengan perkembangan teknologi, kondisi sosial politik di Indonesia juga mengalami banyak perubahan, dari masa Orde Lama, Orde Baru, hingga Reformasi. Media harus mengikuti perubahan ini sehingga peran media menjadi sangat penting.

Untuk mengetahui tentang surat kabar digital sebagai media konvergensi dalam perubahan sosial dan politik, penulis menggunakan uji literatur.

Pembahasan

Perkembangan Pers di Indonesia

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik, termasuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi melalui tulisan, suara, gambar, serta data dan grafik, menggunakan media cetak, media elektronik, dan lainnya. Menurut Effendy (1995:145), pers dalam arti luas mencakup semua penerbitan, termasuk media massa elektronik seperti radio dan televisi. Namun, dalam arti yang lebih sempit, pers hanya terbatas pada media massa cetak seperti surat kabar dan majalah.

Pers di Indonesia telah menghadapi banyak tantangan sejak kemunculannya. Mulai dari masa penjajahan, pers Indonesia berperan sebagai pers perjuangan yang berusaha membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan, pers berjuang untuk mendapatkan "kemerdekaannya" sendiri dalam era demokrasi terpimpin dan orde baru. Setelah reformasi, pers bebas berkembang dan berperan secara optimal.

Surat kabar pertama di Indonesia adalah Bataviasch Nouvelles en Politique Raisonmenten. Harian ini menggunakan bahasa Melayu. Setelah kemerdekaan, muncul berbagai surat kabar baru. Setelah reformasi, ratusan surat kabar, majalah, dan tabloid muncul di Indonesia.

Siaran radio di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda karena pemerintahan Belanda membutuhkan saluran komunikasi yang cepat untuk menyampaikan peraturan dan berita. Siaran radio pertama kali muncul di Jawa Tengah pada 11 September 1945.

Pada 24 Agustus 1962, siaran televisi pertama kali ditayangkan di Indonesia oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Dua puluh tahun kemudian, pada 24 Agustus 1989, muncul siaran televisi swasta pertama, yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), diikuti oleh SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar. Kemudian, pada tahun 2000, muncul Trans TV, Metro TV, Global TV, dan beberapa stasiun televisi lainnya.

Surat Kabar Digital sebagai Media Konvergensi

Revolusi teknologi komunikasi dan informasi secara perlahan memberikan dimensi baru bagi perkembangan pers di manapun berada, termasuk di Indonesia. Internet dengan kemampuan menjangkau seluruh belahan dunia tanpa batas secara perlahan dan pasti diadopsi oleh media massa di tanah air untuk mendukung kegiatan jurnalistiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun