Mohon tunggu...
Ananda Pradipa
Ananda Pradipa Mohon Tunggu... Lainnya - .....

buat tugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadi Anak Kembar

19 November 2020   23:25 Diperbarui: 19 November 2020   23:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman cowoku banyak yang jodoh-jodohin aku sama temannya. Tapi yang mereka jodohkan pada akhirnya malah jadi temanku juga.

Kalau kami sedang di tempat umum, banyak sekali pertanyaan aneh orang-orang terhadap kami. Pernah waktu pulang sekolah naik angkutan umum ada ibu-ibu yang bertanya, "mbak pacarnya pernah ketuker ga?", " mbak besok kalau nikah bareng gak ya?", "mbak kok bisa kembar gini sih?" kami pun hanya bisa senyum karena kami juga bingung harus menjawab apa.

Dan yang paling sering ditanyakan orang-orang adalah berapa lama selisih waktu lahir kami berdua, kalau ada yang tanya seperti itu dan kujawab "selisih waktu keluar kami kurang lebih lima menit" dan mereka yang bertanya langsung mengaitkan dengan si kartun kembar dari Malaysia yaitu Upin dan Ipin. Pertanyaan-pertanyaan itu memang kadang kami pikirkan tapi ya balik lagi, mungkin itu hanya candaan orang-orang saja.

Aku dan kembaranku sering sekali main berdua kalau sedang bosan dirumah. Pernah suatu ketika kami main ke mall tidak sengaja menggunakan baju yang sama, kemanapun kita berjalan pandangan orang-orang disekitar selalu tertuju pada kita.

Beberapa ada yang tanya "mbak kembar ya?" ada juga ibu-ibu yang minta foto bareng kita, katanya dulu pengin punya anak kembar tapi tidak keturutan. Sejak saat itu aku selalu memarahi kembaranku kalau memakai baju yang sama karena aku tidak nyaman jadi perhatian orang.

Kami berdua kalau membeli barang selalu sama modelnya atau hanya beda warna saja. Kadang aku juga kesal kalau Anin memilih baju pilihanku, enggak jarang kita rebutan pilihan kita masing-masing. Apalagi soal warna, aku dan Anin mempunyai warna kesukaan yang sama, yaitu warna hitam. Jadi kalau ada barang bagus yang berwarna hitam kita sering rebutan bahkan ditempat umum juga.

Pernah suatu hari kita berdua sedang mencari kaos, ada kaos lucu namun yang berwarna hitam jumlahnya hanya satu, rebutanlah kita disana. Biasanya sih kita saling mengalah.

Misalnya untuk kaos aku berwarna hitam dan untuk barang lainnya Anin yang berwarna hitam. Lemari baju kami ada dua, yang satu untuk seragam sekolah dan yang satunya lagi untuk baju-baju atau kaos. Oleh karena itu kita sering tidak sengaja menggunakan baju yang sama. 

Mamah dan ayah suka melihat kami menggunakan baju yang kembaran karena mungkin jadi terlihat lucu. Tapi bagi kita itu memalukan karena nantinya kita berdua jadi pusat perhatian orang-orang.

Untuk makanan, aku dan Anin memiliki selera yang berbeda. Makanan kesukaanku dan makanan kesukaan Anin beda jauh. Aku cenderung suka makanan yang rasanya pedas atau asin, sedangkan Anin lebih menyukai makanan yang manis-manis.

Kebiasaanku dan kebiasaan Anin dirumah juga tentu beda. Dirumah aku lebih suka memasak, menyapu, mengepel, dan mengerjakan tugas rumah lainnya. Aku begitu karena aku adalah tipe orang yang tidak bisa berdiam diri walau mungkin hanya satu menit. Apa yang didepan mataku kulihat bisa dikerjakan ya akan aku kerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun