Mohon tunggu...
Ananda Pradipa
Ananda Pradipa Mohon Tunggu... Lainnya - .....

buat tugas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadi Anak Kembar

19 November 2020   23:25 Diperbarui: 19 November 2020   23:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo namaku Ananda Pradipa biasa dipanggil nanda, lahir di Magelang pada tanggal 20 September 2004. Lahirku bertepatan saat pemilihan presiden tahun 2004. Aku lahir jam 7 pagi, setelah aku lahir, mamahku langsung menyoblos ditempat.

Kelahiranku membuat sanak saudaraku senang karena mamah melahirkan anak kembar yang lucu. Dulu saat usia kandungan mamah masih 6 bulan, kedua orangtuaku diberitahu bahwa bayi yang dikandungnya adalah bayi laki-laki, namun ketika usia kandungan mamah sudah 8 bulan, dokter menyatakan bahwa ternyata bayi yang mamah kandung adalah bayi perempuan kembar.

Kalau kata mamahku, dulu mamah bingung bagaimana bisa mengurus dua bayi dalam waktu bersamaan. Namun alhamdulillah ada saja kemudahan orangtuaku untuk mengurusku. Saat aku bayi banyak sekali orang-orang yang datang kerumah untuk melihatku, bahkan banyak dari mereka yang membawakanku hadiah mainan yang banyak sekali dan tentunya baju kembar yang lucu-lucu.

Katanya banyak teman-teman mamah yang sangat bersemangat membelikan baju kembar untukku saat itu. Kembaranku bernama Anindya Pradipa dengan nama panggilan anin. Kami bukan identik, tapi postur tubuh kami hampir sama. Kalau kataku, wajah kami berdua tidak terlalu mirip, namun orang-orang bilang wajah kami sangat identik.

Sifat kami berdua juga hampir sama yaitu jahil pada siapapun, sampai saat ini kami sering dipanggil kembar-kembar nakal. Diantara aku dan Anin, akulah yang paling jahil dan nakal. Aku sering merebut mainan kepunyaan kembaranku, mengganggu kembaranku, dan membuat nangis kembaranku.

Pipiku saat itu lebih chubby daripada Anin, makanya orang-orang lebih suka menggendongku daripada menggendong Anin. Saat TK dulu pernah ada temanku yang melukai Anin dengan mencakar tangan Anin, karena aku tidak terima lantas temanku itu aku dorong sampai badannya terbentur tembok.

Pulang dari situ aku langsung dimarahi kedua orangtuaku. Dan besok harinya ternyata teman yang kudorong itu pindah sekolah. Entah bagaimana sekarang kabarnya, yang jelas aku ingin meminta maaf padanya karena sudah mendorong dia sampai pindah sekolah juga.

Saat SD juga aku pernah menampar kakak kelas karena dia mengejek gaya rambut kembaranku. Anin menangis menghampiriku sambil memegang rambutnya yang dikucir dua. Karena aku tidak terima aku hampiri kakak kelas yang tadi mengejek Anin dan menampar pipinya. 

Setelah itu aku dimarahi guru karena berperilaku tidak baik. Walau sudah dimarahi guru dan mamah, setidaknya aku puas karena sudah menampar orang yang tidak baik menurutku. Waktu MPLS SMP, aku jadi pusat perhatian karena wajahku yang hampir mirip dengan Anin. Setelah kujelaskan bahwa aku kembar, mereka kaget seolah tidak percaya. Dan pada akhirmya pun aku mempunyai banyak teman.

Sebenarnya aku heran, mengapa banyak orang yang tidak bisa membedakan kami berdua. Sering sekali teman-teman salah memanggil nama kami. Kami jarang sekali dipanggil nama, biasanya kami hanya dipanggil si kembar karena teman-teman kami banyak yang belum bisa membedakan. Bahkan orangtua kami pun masih sering salah memanggil kami.

Tiap kali aku dan Anin mengikuti orang tua berkunjung dan bersilaturahmi, tiap kali bertamu ke rumah kerabat yang jarang kami kunjungi, tuan rumah selalu menanyakan mana yang Nanda dan mana yang Anin. Entah mereka hanya sekedar basa-basi atau benar-benar belum bisa membedakan kami berdua padahal umur kami sudah 16 tahun tapi masih saja mereka belum bisa membedakan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun