"Saya akan tetap hidup. Dan alangkah lebih baiknya kejahatan itu tunduk pada kebaikan atau mungkin menjadi pembantu agar kebaikan terus berjalan lancar"
Ia menarik retsleting jaketnya lalu pergi menuju mobil ujung jalan membawa muka masam dan benci yang bertebaran di ulung hatinya dan mungkin malam bersama gelapnya tahu ke gelapan langkahnya.Â
Mas ji hanya duduk diantara gelap dan cahaya lampu, menatap pekat jalan yang lekang tempat dimana manusia berjalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!