Mohon tunggu...
Amang
Amang Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba lokal

Mungkin menulis adalah jalan kedua setelah hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kakek Dibingkai

6 November 2021   08:05 Diperbarui: 6 November 2021   08:28 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya sangat bersyukur kau ada di rumah, rumornya kau orang sibuk dan sedikit terkenal. Kaka ipar mu disandera aparat kasus penyelundupan barang ilegal"

Ia pun segera masuk mengambil jaket, mengunci rumah, meninggalkan matahari dibelakang rumah yang hampir tenggelam menuju mobil sedan yang tak tau waktu ketika memberi masalah. Di dalam hatinya yang paling dalam ia mengutuk dirinya untuk berurusan dengan keluarganya terlebih dengan kakak-kakaknya selepas orang tuanya meninggal gara-gara ambisinya tapi ia masih memiliki kakek bijaksana yang merawat hidupnya yang tinggal diperbatasan desa lereng gunung, dimana ia sendiri menghabiskan masa kecilnya lalu pergi untuk sekolah diasrama ujung kota meninggalkan masa-masa suram yang menyakitkan tapi dua tahun lalu kakeknya baru saja meninggal.

Lingkungan rumah masih seperti dulu ketika ia kecil lalu pergi, hanya pohon mangga yang sudah besar menutupi jendela kamar miliknya waktu itu. Daun-daun tak bertuan menyambut kedatangannya dan terlihat beberapa orang sudah berkumpul diruang tamu mungkin itu kakak-kakaknya yang sedikit berubah dibagian wajah, kali ini ia benar-benar menjenguk keluarganya setelah dihabisi oleh masalah.

Adik perempuannya yang berumur sekitar dua puluhan menyambut lembut lalu memeluk layaknya rindu terobati diikuti oleh dua kakak laki-lakinya dan kakak perempuannya. Perlahan ia merasakan aliran darah keluarga mengalir lembut tapi itu menyakitkan membawanya pada masa lalu yang tidak mengasyikkan. Tangannya ditarik kilat oleh kakak perempuannya, menepis dari perkumpulan menuju ruang tengah terdapat kumpulan bingkai-bingkai, tak disangka ada foto dirinya disudut pojok ruangan bersama ayah dan ibunya, perlahan ia duduk, suasana membuat ia rindu.

"Kau sudah tahu masalahnya?" Kakaknya bertanya lembut dihadapannya

"Sudah. Itu pun intinya lagu lama keluarga kita"

"Saya minta maaf, semuanya memang sudah terjadi. Orang tua kita meninggal pun kau menyangka penyebabnya adalah kakak mu. Tiga tahun lalu kakakmu yang paling tua juga terlibat kasus korupsi terus satu tahun lalu kakak mu yang kedua juga terlibat kasus penyalahgunaan wewenang di sebuah perusahaan besar sampai terkenal dengan penganiayaannya dan malam ini suami kakak sedang disandera. Orangnya menelpon satu jam lalu meminta kamu datang sebagai tebusan. Kakak benar-benar minta maaf"

"Dua tahun perusahaan berjalan menyelundupkan barang-barang ilegal. Kenapa sekarang baru ketangkap?. Dan sudah saya duga ini adalah sebuah rencana besar para bedebah"

"Tiga bulan lalu pendapatan kami menurun tapi pemasukan semakin meningkat membuat kami bangkrut dan sialnya kami tak sanggup bayar pungli untuk mafia-mafia pengecekan barang ekspor impor"

"Kapan saya harus datang?"

"Jam sepuluh malam didepan jalan taman. Seharusnya kau tidak datang untuk pertemuan itu. Saya menyuruh mu kesini hanya ingin bertemu saja dan memberikan informasi.Sepertinya ada orang yang sedang mengincar mu. Saya sedikit tahu tentang reputasi mu dan hasil tulisan mu itu adalah musuh bagi orang-orang mafia dan licik di negeri ini dan semuanya itu kamu perjuangkan atas didikan kakek. Kau memang sangat benci dengan kakak-kakak mu tapi kau lebih benci dengan dirinya sendiri, seorang Konsultan ternama tapi tidak bisa memberi arahan yang baik kepada keluarga. Semuanya sudah terjadi dan kau harus tetap hidup, setelah ini pulanglah dan berhati-hati" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun