*Aku diwarung kopi ujung gang kosan*Â
*Aku depan kosanmu, ya udah aku kesitu*
*Maaf, okeh*
Wono kembali menaruh tasnya yang sudah digendong ke kursi yang disampingnya dan berjalan keluar dari warung menuju jalanan, sinar matahari kembali menyentuh wajahnya rasanya panas siang hari ini sudah sempurna ia pun kembali menepi dan menyenderkan tubuhnya ditiang lalu kembali menyalakan sebatang rokok.
Inan datang dengan wajah sedikit merah dan lusuh serta berkeringat lalu memarkirkan motornya dan melepas helm lalu menaruhnya di kaca spion, kakinya cepat-cepat beranjak dari panas. Si tukang parkir pun segera menaruh kardus diatas motornya dan memang laju rezekinya dari kardus dan panas. Kini ia berhadapan dengan wono sambil merapikan kerudung yang blingsatan.
"Hmmm, ayok masuk dulu barang kali mau es atau makan terlebih dahulu" kata wono sembari berjalan masuk ke warung.
Duduknya sudah saling berhadapan antara wajah bekas kepanasan dan bekas penantian, dalam waktu keduanya sudah saling berusaha untuk bertemu dengan harapan membahas sesuatu dan menyelesaikan sesuatu. Inan merilekskan badan dan melepas tas kecil dipunggungnya, rasa panas diwajahnya masih membekas dan diusap lembut dengan tisu yang diambil dari saku jaketnya, wono hanya memandangi dengan mata lembap dan rasa kantuk yang menggunung.
"Mau pesan apa?" Tanya wono. "Makan dulu yah. Hari masih panas, istirahat dulu disini"Â
"Hmm, es teh sama ketoprak saja" jawabnya sambil senyum.Â
Wono memesan lalu kembali dihadapan kekasihnya
"Dari tadi toh?" Tanya Inan. "Maaf kalo kelamaan, soalnya tadi lewat kota terus macet"