Mohon tunggu...
Muda Inspiratif
Muda Inspiratif Mohon Tunggu... Jurnalis - Memberikan Informasi positif kepada seluruh pembaca

Akun inspiratif yang memberikan informasi bermanfaat kepada para pembaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir dari Sebuah Perbedaan

30 Januari 2018   18:20 Diperbarui: 30 Januari 2018   19:13 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://rebanas.com

            "Ma.. maaf. Di dalam agama ku kita dilarang untuk saling mencintai sebelum resmi menjadi suami istri atau menikah. Apalagi dengan berbeda kepercayaan, Bram."

            Mendengar ucapakanku Brama hanya tersenyum dan meninggalkan ku di tempat itu. Aku merasa Brama akan menjauhiku karena mungkin ia tersinggung dengan jawabanku yang menyangkut-pautkan masalah agama terhadap pertanyaannya.

...

Hari berganti begitu cepat. Semenjak peristiwa di Resto enam tahun yang lalu, aku tidak pernah lagi melihat seorang Brama yang setiap pagi mengelilingi komplek ku. Mungkin ia terlalu sakit hati akan jawaban ku, aku ingin meminta maaf padanya. Namun harus bagaimana? Ia sudah tak pernah terlihat lagi. Aku berjanji, jika suatu saat nanti bertemu dengan Brama, aku akan meminta maaf padanya. Dan jika tidak diizinkan untuk bertemu, aku akan meminta pada Tuhan untuk melembutkan hatinya agar ia memaafkan dan melupakan kejadian itu.

            "Nanti malam kamu akan bertemu dengan calon imam mu, nak." Ujar Mamah ku

            "Baik mah."

            Mamah ku membocorkan nama calon yang akan meminang ku nanti, ia bernama Ustad Ibrahim Al Fahri. Dari namanya saja seperti keturunan ulama. Namun, ia adalah lulusan dari Universitas di Surabaya.

...

"Assalamu'alaikum, Zahra." Suara seorang laki-laki yang sepertinya ini adalah calon imam ku, ustad Fahri.

            "Wa'alaikumsallam, Ustad."

Tak ku sangka, Ustad yang selama ini akan menjadi imam ku ternyata adalah orang yang menemui dan meledek ku setiap pagi. Brama Adrian. Begitu terkejutnya aku mengetahui bahwa ia menjadi mu'allaf. Semula keluarganya tidak menyutujui jika Brama ini akan mu'allaf, tetapi dengan berbesar hati, keluarganya mengikhlaskan Brama untuk memilih berpindah agama. Ia bercerita, selama enam tahun Brama mendalami ilmu agama Islam yang sebelumnya ia memutuskan seorang mejadi seorang muslim. Bahkan ia mengubah namanya agar lebih meyakinkan pilihannya itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun