Mohon tunggu...
Abdul Muis Syam
Abdul Muis Syam Mohon Tunggu... Jurnalis - Terus menulis untuk perubahan

Lahir di Makassar, 11 Januari. Penulis/Jurnalis, Aktivis Penegak Kedaulatan, dan Pengamat Independen. Pernah di Harian FAJAR Makassar (Jawa Pos Grup) tahun 90-an. Owner dm1.co.id (sejak 2016-sekarang). Penulis novel judul: Janda Corona Menggugah. SALAM PERUBAHAN.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ini yang Membuat Rizal Ramli Bulat Hentikan Reklamasi Pulau G

23 Juli 2016   11:01 Diperbarui: 26 Juli 2016   10:58 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelumnya, Ketua Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Bidang Hukum dan Pembelaan Nelayan, Marthin Hadiwinata, juga pernah mengungkapkan, bahwa reklamasi pantura itu menghilangkan wilayah kegiatan Perikanan fishing-ground seluas 586,3 Ha yang sama halnya menghilangkan penghasilan nelayan.

Selain itu, Tarsoen Waryono selaku Pengamat Lingkungan dari Universitas Indonesia juga angkat suara. Menurutnya, Reklamasi Pantura hanya lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada positif bagi lingkungan. Tarsoen sedikitnya menyebut lima dampak negatif tersebut.

“Pertama, membuat air laut menjadi naik, berarti akan menambah banjir rob, berarti akan membunuh pepohonan yang tidak mampu beradaptasi dengan air asin,” katanya, di Jakarta, Rabu (6/5).

Kedua, menurut Trsoen, sumur-sumur penduduk di sekitar pantai yang tadinya payau akan menjadi asin. Dan ketiga, tumbuh dan berkembangnya bakteri E-coli.

Bakteri E-coli ini, katanya, dapat berkembang bila air tawar seperti di Jakarta berkurang. Dan jika diminum dapat menyebabkan sakit perut, disentri, diare, dan sebagainya.

Keempat, menurut Tarsoen, warga yang menghuni Pulau Reklamasi mungkin akan sangat nyaman, tetapi tidak bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sebab, jika kanalnya dibuat secara sembarangan, maka akan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap. Ini bisa terjadi karena air asin akan mengendap, terkena panas (sinar matahari), lalu terjadi proses kontaminasi secara kimia.

Dan yang kelima, menurut Tarsoen, reklamasi berdampak buruk terhadap Mangrove. Sebab Sebab, pasang-surut air laut menyebabkan habitat dan kualitas tanah berubah sehingga jenis tanaman tertentu tidak dapat tumbuh, temasuk mangrove. Bahkan “rumah” untuk habitat kepiting, kerang, dan biota lainnya hilang.

Namun semua itu tidak membuat Ahok patah arang. Ahok bahkan semakin gesit ingin melanjutkan Reklamasi Pulau G meski Komite Gabungan telah mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan reklamasi pulau tersebut. Ahok berdalih, “Saya baik sama pengembang itu dalam rangka dagang.”

Ahok berkilah bahwa alasan dirinya ngotot melanjutkan proyek 17 pulau di Pantai Utara Jakarta itu adalah karena ingin meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ahok bahkan telah mengalkulasi, bahwa dari proyek reklamasi yang dilakukan oleh 9 pengembang di 17 pulau Pantai Utara Jakarta itu, keuntungan yang didapat sekitar Rp 47 Triliun. Angka itu didapat dari kontribusi tambahan yang harus dibayar pengembang dalam rangka revitalisasi Pantai Utara Jakarta.

Ahok menyatakan banyak keuntungan dari pembangunan 17 pulau buatan ini. “DKI langsung dapat tanah, sertifikat. Jadi kalau orang reklamasi 17 pulau, katakan ribuan hektare, itu semua milik DKI lengkap dengan sertifikat. Untung kan?” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun