"Lho?"
"Jangan panik, biasa aja man. Dimanapun posisi kita, kita harus tetap hebat. Memangnya operator itu tidak hebat?" kak Agam meninju pundak Dani perlahan. Dani menunduk.
"Dani kecewa?" Dani diam. Air mata mulai menggenang di kelopak matanya.
"Dani sedih?" Dani tak menjawab.
"Dengar yah, operator itu tugasnya mensukseskan acara konser, dengan cara mengatur suara yang ditampilkan di panggung agar indah dan nikmat didengar. Tanpa operator konser kita ini tak ada apa-apanya."
Perlahan Dani mengangkat dagunya. Mata Dani mulai berbinar.
Yah, hari ini Dani kecewa, tapi sekaligus bangga. Dani dapat ilmu baru dan yang penting Dani emndapat pelajaran berharga. Dani tak boleh memganggap remeh masalah sekecil apapun. Dani harus menghargai waktu dan terus belajar. Dimanapun posisinya dia harus siap menghadapi tantangan  menjadi anak yang hebat dan tidak putus asa.
Mata Dani menangkap dua wajah yang mencintainya di deretan penonton. Ada Bunda dan Ayah! Mereka mengacungkan dua jempolnya untuk Dani. Empat jempol, hahaha!!!
Sepanjang acara, Dani berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik. Nada notifikasi di HP nya berbunyi berulang-ulang. Tidak! Dani tidak tertarik untuk  membukanya. Aku sedang bertugas, menjadi operator! Operator juara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H