"Tapi dari yang kakak liat selama ini Dani selalu begitu. Konser kecil kamu tak hadir, konser besar kamu semangat," Kak Agam duduk memnghadap Dani, menatapnya dengan tajam.
Astaghfirullah. Dani mencoba mengingat ingat kembali.
"Iya yah.. ?!" Dani menyeringai kecil. "Maaf Kaka, tadi Dani main game dulu dengan teman-teman.."
"Dani, tadi sebetulnya Kakak butuh kamu untuk menjadi leader di acara konser kita ini. Coba lihat di HP mu berapa kali kakak telepon?" Dani segera membuka HP nya. Lima kali Bunda misscalled dan tujuh kali kak Agam misscalled.
Dani menyesal,  kenapa tadi mampir ke rumah Ari?  Lantas  dia terjebak untuk bermain game?  Tapi penyesalan tak berguna. Dani harus berubah.
"Kaka Dani minta maaf," katanya lirih. Â "Tapi Dani minta diijinkan ikut dalam acara konser besok."
Kak Agam emamandang Dani. Ada rasa iba, tapi Kak Agam harus menghargai anak-anak muridnya yang sudah bersusah payah latihan.
"Baiklah Dani, Kak Agam mau melihat kesungguhan hati Dani. Dani boleh datang ke tempat konser."
"Alhamdulillah!!" Dani bersorak riang. "Boleh minta partiturnya kak?"
"Hmm, tak usah. Pokoknya kamu datang."
Apa? Tak usah? Berarti ikut konser tanpa berlatih? Tak mungkin! Dani penasaran apa maksud kak Agam. Dani yakin kak Agam mau meberinya kejutan.