2. Menghindari Sifat Israf (Boros) Dan Tabdzir
Perilaku konsumtif yang melewati batas kewajaran dan kebutuhan dalam hukum Islam dikategorikan sebagai perilaku Israf dan tabdzir. Israf diartikan sebagai perilaku mengunakan harta secara berlebihan, tidak proposional sedangkan tabdzir adalah menggunakan harta secara berlebihan tanpa adanya kemaslahatan yang didapatkan dari perbuatan tersebut.
Israf dapat terjadi dengan adanya perilaku melebihi dari kebutuhan, konsumsi makanan dan pakaian mewah, dan mengkonsumsi sesuatu yang haram. Sikap tabdzir akan mengakibatkan rusaknya harta, meremehkannya, dan kurang merawatnya sehingga mengakibatkan kerusakan dan kebinasaan.
3. Memperlihatkan Sikap Kesederhanaan
Perilaku sederhana sangat dianjurkan dalam Islam, meskipun dalam situasi kelimpahan harta. Kesederhanaan bukan berarti menggambarkan kehidupan dalam level terendah namun kesederhanaan dalam Islam diartikan sebagai konsumsi moderat yaitu perilaku konsumsi yang menghindari pola konsumsi berlebihan atau menghindari perilaku bermewah-mewahan.
Islam melarang umatnya bermewah-mewahan karena dapat menjadi faktor utama kerusakan dan kehancuran individual dan kelompok masyarakat. Kemewahan yang dipertontokan memicu semakin lebarnya kesenjangan antara miskin dan kaya yang menimbulkan kecemburuan, membuka potensi konflik dan berdampak timbulnya kejahatan.
4. Mengutamakan Kepentingan Sosial
Manusia bertindak sebagai pengelola atas harta milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai pengelola wajib mentaati aturan yang telah digariskan oleh pemilik. Salah satu tugas manusia sebagai pengelola harta adalah mengusahakan terciptanya pemerataan dan mengurangi kesenjangan.
Umat islam dianjurkan untuk menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan menunaikan zakat, sedekah dan wakaf agar kelak di akhirat nanti harta yang ia peroleh selama di dunia dapat memberikan manfaat baginya.
5. Mengalokasikan Untuk Kepentingan Masa Depan
Hasil suatu usaha seseorang tidak selamanya berjalan baik dan sesuai harapan, ada kalanya hasil kerja seseorang berkurang dari apa yang diharapkan. Dengan adanya simpanan dari hasil kerja sebelumnya maka saat terjadi kekurangan dapat dipenuhi dari apa yang telah disimpan dari hasil sebelumnya.