Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Sarjana Tua

21 Desember 2021   00:12 Diperbarui: 21 Desember 2021   00:44 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by AndreoPolino

“Lho, belum pernah kutemukan, seorang pekerja berusia muda betah meringkuk di waktu libur yang terbatas ini.” Amar berdalih.

“Sudah-sudah, temui aku di Wakrop Mang Atep. Bergabunglah bersama kawan serevisian mu, dulu!” sambung Amar.

“Haha…baiklah, perkumpulan tengik itu memang membutuhkan figur sepertiku.” aku mengakhiri percakapan dengan perasaan lega.

Jarak antara kedai kopi yang amat tersohor di seantero Pejaten dengan tempat tinggalku di Citayam, kira-kira sekitar 22 kilometer. Untuk sampai ketujuan, aku biasa mengandalkan sepeda motor buatan India pemberian Ayah. Dengan kuda besi itu, perjalananku hanya membutuhkan waktu 1 jam.      

Di waktu malam, sepanjang jalan Citayam-Margonda begitu lengang. Tersisa debu jalan yang beterbangan dengan bebas, mengotori wajah-wajah pengendara sepeda motor yang berhelm sonder visor dan masker. Aspal-aspal yang mengelupas pun terlihat samar-samar, berkat cahaya lampu jalan yang kian meredup, seakan memaksa setiap pengendara yang  melintas malam itu—termasuk aku—untuk menyerahkan diri ke pihak asuransi.

Tidak ada yang menarik, kondisi ruas utama antar kota itu belum mengalami perubahan. Kecuali, kehadiran cahaya kelap-kelip lampu yang dililit pada dahan pohon yang tertanam di tengah jalan.

Setibanya di tapal batas Depok-Jakarta, aku sengaja mengurangi kecepatan sepeda motorku. Selain menghemat bahan bakar, aku juga dapat mengenang jalan-jalan yang sering aku lalui semasa kuliah. Aku terkejut, saat disuguhkan pemandangan teranyar, mulai jalan layang sampai warna-warni lampu Jembatan Penyebrangan Orang (JPO). Lagi-lagi, lampu menjadi aksesoris andalan penghias malam.

Durasi perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 1 jam itu, bertambah menjadi 20 menit sebab ulahku yang larut dalam nostalgia. Tidak ingin membuat Amar menunggu, aku langsung memacu sepeda motorku. Suara bising yang keluar dari knalpot sepeda motorku, bersahut-sahutan dengan suara gemuruh kereta api listrik. Jalur kereta yang berada persis disamping jalan protokol, merupakan kesempatan emas untuk menjajal kecepatan. Kapan lagi aku bisa balapan dengan ular besi buatan negeri Sakura.

Adu cepat antara aku dengan Masinis, berakhir di Stasiun Pasar Minggu. Kami pun berpisah. Pengemudi kereta itu melanjutkan jalannya kereta listrik menuju stasiun berikutnya—Stasiun Pasar Minggu Baru, sedangkan aku menuju kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari gedung kampus swasta tertua di Jakarta, tempatku dulu berkutat dengan teori.  

Di kedai milik Mamang Atep, orang-orang dapat bebas bergunjing ria; berdebat tentang sepakbola maupun keadaan bangsa. Di tempat itu pula, sejarah perjuangan kami, 5 mahasiswa jurusan Sosiologi dalam merebut gelar S.Sos terekam. Aku, Amar, Dorif, Herun, dan Mima sering mencurahkan isi hati sampai membahas teori, sembari menyesap kopi saset buatan Mamang Atep. Biasanya, kami di sana setelah menyelesaikan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi. Namun, setelah berhasil lulus di tahun 2020, aku jarang berkunjung ke sana, tapi tidak dengan ke-4 temanku yang mengaku sering mampir sejenak.   

Sekian lama tidak menginjakkan kaki, kedatanganku di kedai milik Mamang Atep disambut meriah oleh tingkah nyeleneh Amar, dan disusul ke-3 teman ku.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun