Mohon tunggu...
Amira
Amira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Amirarani

Amiraranii_

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Pengalaman Horor Pendaki Gunung Lawu mendaki Roh Tanpa Raga dan Bisikan makhluk Halus

2 Maret 2022   07:50 Diperbarui: 2 Maret 2022   08:05 1877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Horor Pendaki Gunung Lawu, Pendakian Roh Tanpa Raga dan Bisikan Makhluk Halus

Gunung Lawu berada di perbatasan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur dan Gunung Lawu termasuk Gunung Terangker di Indonesia.

Banyak cerita horor para pendaki gunung Lawu yang masih menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat, khususnya para para pendaki gunung Lawu.

Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten, yaitu Karanganyar, Ngawi, dan Magetan.

Menariknya Gunung Lawu memiliki tiga puncak utama, yang ketiganya memiliki misteri masing-masing dan menjadi tempat yang sakral di Tanah Jawa, Puncak Hargo Dalem dipercaya sebagai tempat pamoksan Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Puncak Hargo Dumiling dipercaya tempat pamoksan Ki Sabdopalon, dan Puncak Hargo Dumilah dipercayai untuk dijadikan tempat bermeditasi,Sehingga banyak diminati para pendaki Gunung Lawu begitu pula dengan keangkeran ketiga puncak tersebut.

Gunung Lawu dikatakan merupakan pusat aktivitas spiritual di Tanah Jawa, yang memiliki hubungan erat dengan Budaya Praja Mangkunegaran dan tradisinya. Oleh karenanya setiap pendaki diwajibkan untuk mematuhi segala larangan dan pantangan.

Puncak gunung Lawu akan mengalami kepadatan pendaki pada setiap malam 1 suro (1 Muharram), banyak para pendaki yang ke puncak untuk melakukan ritual dan berziarah, Misteri Hubungan Kerajaan Majapahit dengan Gunung Lawu

Gunung lawu memang selalu berkaitan dengan kerajaan mataram lama. Di zaman itu Gunung lawu dijadikan tempat istimewa bagi para petinggi kerajaan Majapahit tersebut, Misteri ini dikisahkan tentang masa-masa terakhir kerajaan majapahit. Ketika raja terakhir tersebut melakukan moks di Gunung lawu. Ia adalah sang prabu yang moksanya ditemani oleh.

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura, banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari tiga tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. .

Jalur pendakian melalui Cemorosewu lebih curam jika dibandingkan dengan jalur lainnya. Meskipun demikian, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke puncak lebih singkat. Jalur pendakian ini juga cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata. Pada jalur ini, pendaki akan melalui lima pos dan dua sumber mata air. Pertama, pendaki akan melalui sumber air bernama Sendang Panguripan yang terletak di antara Cemorosewu dan pos 1. Pendaki kemudian melanjutkan pendakian hingga melewati pos 2 dan pos 3. Jalur pendakian setelah pos 3 hingga pos 4 sudah berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Ketika sampai di pos 4, pendaki akan disuguhi pemandangan Telaga Sarangan dari kejauhan. jalur pendakian dari pos 4 menuju pos 5 sudah tidak lagi securam jalur menuju pos-pos sebelumnya. Setelah pos 5, pendaki dapat menemukan sumber air Sendang Drajat. Jalur pendakian melalui Cemorosewu tidak direkomendasikan bagi pemula yang ingin mendaki di malam hari.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Meskipun ketiga jalur pendakian tersebut sudah dikenal secara umum oleh kalangan awam para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu, sebenarnya terdapat satu jalur pendakian lain yang memiliki keunikannya tersendiri. Jalur pendakian tersebut adalah Jalur Pendakian Klasik Gunung Lawu via Singolangu. Jalur pendakian ini berada di Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, atau sekitar 3 km dari Telaga Sarangan. Sesuai dengan namanya, jalur pendakian ini diyakini sebagai jalur pendakian tertua diantara semua jalur pendakian Gunung Lawu. Selain itu, jalur ini juga diyakini sebagai napak tilas Prabu Brawijaya V saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Fatah. Di sepanjang jalur pendakian ini nantinya para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Adanya situs-situs petilasan tersebut semakin membuktikan bahwa jalur ini merupakan jalur pendakian tertua dan sudah ada sejak lama.

Pendakian melalui Jalur Klasik via Singolangu akan melalui 5 pos, yakni Pos 1 Kerun-Kerun, Pos 2 Banyu Urip, Pos 3 Cemaran, Pos 4 Taman Edelweis, dan Pos 5 Cokro Paningalan. Setelah melalui kelima pos tersebut, para pendaki akan sampai di Sendang Drajat, sebelum mencapai puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah. Medan yang akan dihadapi oleh para pendaki sangat komplet, mulai dari medan yang landai hingga curam. Selain itu di jalur pendakian ini kondisi alam sangatlah asri, dengan berbagai jenis vegetasi tumbuhan dan satwa yang dapat ditemui sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu memiliki daya tarik tersendiri untuk dicoba oleh para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu.

Cerita horor Gunung Lawu masa lalu bagi para pendaki berkaitan dengan makhluk halus di Gunung Lawu semakin memantapkan pilihan untuk mendaki, terlebih pendakian ke Gunung Lawu juga sudah mulai dibuka di era normal ini.

Cerita horor ini seperti dirasakan oleh pendaki asal Jakarta bernama Faiz memiliki pengalaman menyeramkan ketika mendaki Gunung Lawu.

Faiz mengaku bahwa sudah merasakan keganjilan sejak awal ia mulai mendaki Gunung Lawu, ditambah lagi cuaca kala itu memang kurang mendukung sehingga membuat gunung tersebut lebih sepi dari biasanya oleh para pendaki lainnya.

Faiz bersama 5 orang temannya pada 2019 lalu, 4 dari Jakarta dan 1 dari Solo ketika diteror berbagai makhluk halus penghuni Gunung Lawu.

Tiba-tiba Faiz merasakan keberatan saat membawa tas ransel gunungnya, ia juga menyadari perbedaan drastis bobot tasnya tersebut sehingga membuatnya berkeringat banyak.

"Sampai temen bilang gue kayak lagi mandi keringat, ya memang gue akui itu. Terus tiba-tiba Mas Dias ngomong kalau tadi ada yang duduk di atas tas gue ngadep ke belakang," kata Faiz

"Gue enggak merasa ada hewan di situ, eh ternyata mas Dias ngasih tau yang duduk tadi, orangnya setinggi dengkul kaki gue. Oh, yaudah gue enggak mau tau, karena harus buang pikiran jauh-jauh yang seperti itu," tambah Faiz.

Ini pengalaman pertama yang cukup menyeramkan bagi Faiz beserta teman-temannya saat mendaki Gunung Lawu, kembali Faiz melanjutkan perjalanan bersama rombongan dan membuang pikiran jauh-jauh tentang hal gaib ini

Selanjutnya, sekitar siang hari menjelang dzuhur, di tengah perjalanan Faiz dan para pendaki lainnya dikejutkan oleh segepok uang yang masih bersih tergeletak begitu saja di tanah.

"Uangnya cukup banyak ada Rp2.000 sampai Rp20 ribu segepok berjejer rapi di tengah jalan, kaya uang habis keluar dari bank. Temen gua namanya Lana mau ambil, cuman Mas Dias nyuruh Lana untuk uangnya dibalikin lagi ke posisi semula karena kita enggak boleh ngambil yang bukan hak kita," ungkapnya.

"Kita nggak boleh ambil duit itu. Kembalikan ke posisi semula,” kata Dias kepada rekan-rekan lainnya.

Rekan-rekan pendaki lain sudah paham atau mengetahui bahwasanya Dias adalah seorang indigo yang dapat merasakan hal-hal gaib.

Tapi Diaz tidak pernah diganggu sama sekali oleh kehadiran sosok makhluk halus sekitar Gunung Lawu.

Kemudian setelah para pendaki meninggalkan uang pada tempatnya, lalu melanjutkan perjalanan, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar dari panasnya terik matahari di gunung Lawu di pos 3.

Tiba-tiba anehnya tanpa pertanda apapun, hujan deras turun begitu saja padahal baru saja terik matahari.

Aura di tengah perjalanan menuju pos tiga Gunung Lawu terasa sangat mencekam.

Terlihat ada sosok wanita dengan muka rata, rambut panjang, dan baju putih terlihat sangat jelas dan mengikuti mereka tapi Faiz dan para pendaki tetap melanjutkan pendakian.

Setelah melihat sosok tersebut, badan Faiz terasa dingin, menggigil, dan tidak dapat digerakkan.

Faiz mengungkapkan jika sosok tersebut tidak menerima kehadiran mereka

Saat cuaca masih hujan lebat, Faiz dan para pendaki terpaksa melanjutkan perjalanan karena sudah paham jika sosok tersebut tidak menyukai keberadaan mereka.

Bivak dengan cepatnya didirikan oleh Faiz serta dibantu oleh temannya di dekat sebuah pohon besar yang rindang.

Saat Faiz dan rekan-rekannya hendak menyantap makanannya, terdengar suara pria dewasa yang tengah berteriak dengan kencang dari arah Gupakan Menjangan. Gunung Lawu.

Suasana yang sebelumnya hangat, kini berubah hening. Pendaki ini berusaha untuk mengabaikan suara yang didengarnya.

Tama dan rombongan membereskan tenda kemudian bersiap untuk summit attack.

Setelah beberapa lama melakukan perjalanan, akhirnya mereka sampai di Hargo Dumilah sekitar jam 6 pagi.

"Gue takut, cuma gimana caranya nguatin diri supaya terlihat enggak terjadi apa-apa. Walaupun pas balik dari situ badan gue menggigil hebat. Mungkin apa gua belum permisi atau memang sosok itu enggak bisa menerima kedatangan kita. Pokoknya gue maksa temen-temen harus pergi dari sini dan lanjut jalan!," Ungkap Tama.

Singkat cerita, setelah perdebatan terjadi, akhirnya mereka memutuskan melanjutkan perjalanan dengan keadaan hujan yang sangat deras, tak lama kemudian semua mendengar suara bisikan samar-samar, "Hati-hati ya di jalan".

Apabila di sana para pendaki mendengar suara-suara aneh tersebut, maka para pendaki harus membuang salah satu barang yang para pendaki punya, sebagaimana orang yang sedang bertransaksi dengan cara barter.

Sesampainya di puncak Hargo Dumilah, rombongan ini tidak melihat siapapun disana. Terlihat sangat sepi, hanya ada dupa dan awan yang berkabut.

Faiz akhirnya memutuskan untuk pergi ke warung Mbok Yem untuk makan pecel di atas puncak Gunung Lawu.

Keanehan terjadi. Mbok Yem yang biasanya ramah, ia tidak berbicara apapun. Terlihat ia melayani pelanggan lain namun tidak ada siapapun di meja.

Setelah selesai makan, rombongan ini melanjutkan perjalanan untuk turun dari gunung lawu.

Sangat mengejutkan, suasana pagi hari yang biasanya ramai, kini tidak terlihat siapapun alias sunyi senyap.

Hingga tiba di pos tiga, Tama akhirnya beristirahat. Iksan mengungkap jika kondisi ini sudah tidak lazim. Ia menyarankan untuk membaca Al-Fatihah sebanyak 7 kali kemudian tertidur.

Betapa terkejutnya saat terbangun, Tama dan rombongan sudah ada di basecamp.

Kejadian ini sungguh mengerikan, ia sadar betul jika dirinya sedang dalam pendakian dan masih berada di pos 3.

Pendaki lain banyak yang mengelilinginya, mereka berkata kalau Tama dan rombongan sudah tertidur selama 3 hari.


Seorang ahli spiritual yang ada disana mengatakan jika yang mendaki adalah roh nya saja, Sementara raganya masih tertinggal di basecamp.

Terlepas dari segala misteri dan kekayaan fakta atau mitos yang dimiliki Gunung Lawu, hendaknya kita sebagai pendaki selalu waspada.

Waspada di sini bisa berarti untuk terus selalu menjaga sikap selama naik gunung. Hal-hal sederhana seperti tak berkata kasar, tidak berbuat senonoh, serta tidak membuang sampah sembarangan bisa jadi laku baik yang mesti para pendaki terapkan.

Lagipula sejatinya, bukankah perilaku terbaik tersebut memang mestinya telah mengada dalam laku sehari-hari kita sebagai manusia

Hati-Hati dan cintai alam mu !!!

Editor : AMIRA 4-PS'A ( UIN SAIZU PURWOKERTO )

Sumber: YouTube RJL 5 - Fajar Aditya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun