"Maafkan bapak, nak. Kalau itu bapak benar-benar tidak tahu.."
Meski aku terus mencoba mencari tahu, Pak Bendot tetap tidak tahu.Â
"Sejujurnya bapak bilang, nak. Bapak benar- benar tidak tahu. Untuk apa bapak simpan di hati jika bapak memang tahu."
Aku tahu diri. Tentunya aku tak ingin memaksa Pak Bendot menjelaskan yang dia tak ketahui. Tapi aku puas dan sebelum kami berpisah aku sempat mengucapkan terima kasih.Â
Bagiku informasi yang kuperoleh dari Pak Bendot sangat lah penting untuk menyingkap misteri rumah tua itu.
Kemana lagi harus kucari informasi?
Sebaiknya aku amati malam ini. Mengendap-endap ke rumah tua tak berpenghuni itu.Â
Iiich ngeri ah ...
Ngeri?
Aku laki-laki kenapa mesti ngeri dan takut.
Aku harus berani! Berani menghadapi resiko. Resiko hidup atau mati. Kalah atau menang, sukses atau sebaliknya. Gagal.