Karena sudah banyak yang ahli tentang tulis-menulis itu, dan saya juga belajar dari mereka, maka saya tidak akan menambahi garam lagi sajian masakan dari koki-koki yang sudah mumpuni itu.
Saya hanya akan menawarkan jawaban pertanyaan "menulis tentang apa" dan bagaimana agar menulis bisa membantu menjadi bahan contekan yang cerdas, he he.
Tentu saja bukan tulisan di kertas kecil dan panjang yang bisa disimpan di lipatan baju. Ini pengalaman pribadi saat ponsel dan sejenisnya belum lahir. Maafkan kami wahai para guru.
Tema yang relatif luas untuk memulai menulis menurut saya adalah seputar sejarah. Menulis seputar sejarah tidak beda dengan bercerita. Coba perhatikan kata sejarah dalam Bahasa Inggris yaitu "history". Bukankah ada kata "story" di situ? Story alias cerita. Kita semua pernah atau sering bercerita. Tinggal menjadikannya dalam bentuk tertulis.
Terasa berat? Ya akan terlihat berat kalau menulis sejarah sambil membayangkan sosok ahli-ahli sejarah yang tenar seperti Anhar Gonggong, JJ Rizal, AB Lapian atau Ong Hok Ham untuk menyebut beberapa nama. Mereka sih sudah punya jam terbang yang sangat tinggi.
Tidak, atau paling tidak belum, seperti mereka.
Saya menawarkan untuk menulis sejarah seputar hal-hal yang dekat di sekitar kita. Istilahnya "Nearby History", mengutip judul buku dari David E. Kyvig dan Myron A. Marty yaitu "Nearby History, Exploring the Past Around You" yang terbit tahun 2010.
Menurut mereka, sederhana saja, kita perlu tahu siapa kita sebenarnya, kenapa kita menjadi seperti sekarang ini dan bagaimana menghadapi situasi sekarang untuk menjalani hidup dengan sukses ke depannya.
Maksudnya? Sederhananya kira-kira begini.
Mengambil contoh dari keluarga atau orang tua, kita bisa menelusuri sejak kapan keluarga kita tinggal di tempat yang kita tinggali sekarang.
Kalau orang tua kita adalah petani, maka menarik untuk menelusuri seperti apa hidup sebagai petani pada jaman dahulu ketika belum banyak mekanisasi pertanian misalnya.